Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2013, 16:47 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com — "You are what you eat". Apa yang Anda makan dapat mencerminkan pribadi Anda. Apa yang Anda santap juga menentukan kualitas kesehatan.

Fakta ini berlaku sama bagi semua manusia, tak terkecuali penderita kanker. Asupan makanan yang bergizi akan membantu proses pemulihan tubuh. Sebaliknya, asupan gizi yang buruk tidak akan mengembalikan sel tubuh dalam kondisi terbaiknya.

Kondisi ini dirasakan Liong Pit Lin, survivor kanker. Wanita ini telah bertahan dari serangan kanker payudara, rahim, dan tulang belakang yang menyerangnya pada 1996. Sejak dinyatakan sembuh pada 1999, sampai saat ini kanker tak pernah lagi menyerang Liong.

"Saya lupa pemeriksaan pertama yang menyatakan saya bebas kanker. Namun pola hidup sehat sudah 13 tahun membentengi saya dari kanker," katanya.

Liong mengatakan, sampai tahun 2000 ia masih menggunakan morfin bila rasa sakit tiba-tiba menyerang. Lalu, pola hidup sehat pun mulai ia jalankan pada 1998. Liong bukannya tidak mengetahui informasi tentang pola hidup sehat. Namun, kesibukannya sebagai pebisnis menyebabkannya tidak bisa menerapkan hal tersebut.

Pola makan asal kenyang dan tidak memperhatikan nutrisi selalu dilakukannya selama berkarier. "Saat itu saya juga tidak percaya masa buah dan sayur bisa menyembuhkan, ternyata makananmu adalah obatmu," ujar Liong.

Setahun menjalani pola makan sehat. Liong merasa tubuhnya lebih enteng. Dia bahkan lebih kuat untuk bangkit dari tempat tidur dan menjalani fisioterapi. "Padahal sebelumnya saya seperti hampir mati. Sudah tergeletak saja tak bisa apa-apa," katanya.

Dia mengakui memang tak mudah mengubah kebiasaan begitu drastis. Tapi, kondisi tubuh memaksanya untuk segera berubah. Pada pagi hari, Liong selalu mengawalinya dengan 2 gelas air putih dan jus buah.

Selanjutnya Liong akan beraktivitas yang ringan dan sederhana di luar ruangan. Sinar matahari diakuinya membantu proses penyembuhan. Liong baru sarapan sekitar pukul sepuluh pagi. Selanjutnya untuk makan siang dan malam, Liong mengonsumsi beras merah dan lauk yang tidak berupa daging atau digoreng. Tentunya, sayur dan buah selalu menemani.

Pola makan Liong keseharian lengkap terisi sayur, buah, nasi, dan polong-polongan. Semua diproses seminimal mungkin. Liong mengatakan sayur dan buah yang dikonsumsi 50-80 persen dalam kondisi mentah. Ia juga menghindari daging, kecuali telur. Bila ingin makan daging, Liong menyarankan sebaiknya tidak digoreng, dibakar, atau diberi bumbu terlalu banyak.

"Tidak usah goreng. Minyak goreng sangat mudah teroksidasi menjadi menjadi lemak jenuh. Kalau tidak bisa 100 persen vegetarian, minimal 80 persen," katanya.

Dalam sehari, Liong mengatakan, menyantap buah dan sayur sekitar 7 porsi. Untuk buah kira-kira setara 1/2 kilogram dari berbagai jenis. Sedangkan sayur sebanyak 4 porsi, dengan 1 porsi setara 1 ikat kecil bayam dan kangkung.

Kebiasaan ini terus dijalaninya. Bila tidak sempat makan sayur dan buah, Liong akan membawanya dalam bentuk jus. Sekitar 3-4 jenis jus buah dan sayur menjadi bekal kesehariannya. Tentunya jus ini tanpa tambahan gula.

Makanan, menurut Liong, menjadi akar masalah kesehatan. Menurutnya 70 sampai 80 persen penyebab sakit adalah makanan yang tidak terkontrol.

"Kalau mau sehat kontrol kebiasaan makan. Yang lebih penting jalani pola makan sehat dengan positif dan tersenyum," ujarnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau