Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiap 25 Detik Seorang Anak Cedera Saat Berolahraga

Kompas.com - 13/08/2013, 13:25 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber cbsnews

Kompas.com —
Dunia anak tidak lengkap tanpa olahraga. Namun, risiko cedera dari kegiatan yang sebenarnya menyehatkan dan menumbuhkan rasa kompetitif ini cukup besar. Disebutkan, setiap 25 detik satu anak terluka saat berolahraga.

Data yang dihimpun oleh Safe Kids Worldwide menunjukkan, sekitar 1,35 juta kunjungan ke unit gawat darurat setiap tahunnya disebabkan cedera saat berolahraga, dan sekitar 20 persen terjadi pada anak atau remaja.

Cedera yang paling sering terjadi antara lain terkilir, patah tulang, memar, dan luka tergores di kulit.

Data juga menunjukkan, 163.000 atau 12 persen dari pasien yang ke UGD merupakan kasus gegar otak pada anak. Sedikitnya setengah kasus gegar otak (47 persen) terjadi pada anak berusia 12 sampai 15 tahun. Padahal, potensi kematian akibat gegar otak lebih besar terjadi pada usia anak dibanding dewasa.

Data tersebut dihimpun dari data pasien yang datang ke UGD di tahun 2011 akibat cedera yang disebabkan olahraga yang disukai anak-anak, seperti permainan bola basket, sepak bola, bisbol, sofbol, hoki, serta pemandu sorak (cheerleader).

Safe Kids memperingatkan pelatih, orangtua, dan para atlet muda untuk lebih memperhatikan keselamatan fisik ketika berolahraga. Orangtua dan pelatih harus mencari tahu bagaimana suatu kecelakaan bisa terjadi dan cara mencegahnya.

Para atlet muda ini harus diajari berbagai teknik pencegahan, misalnya menjaga jumlah cairan tetap cukup, pemanasan, dan pendinginan. Mereka juga harus mendapat cukup istirahat, dan wajib lapor bila terluka.

Saran serupa datang dari dokter ahli olahraga, dr James Andrews. Andrews mengharuskan orangtua dan pelatih memperhatikan penggunaan berlebihan pada atlet muda yang terluka, terutama pada pemain bisbol yang melempar terlalu keras tanpa beristirahat.

Andrews juga mengatakan, semakin lama, usia pasien yang ditangani makin muda. "Anak, orangtua, dan pelatih harus menyadari para atlet muda ini perlu istirahat setelah setahun berkompetisi. Olahraga seharusnya jadi hal yang menyenangkan bagi anak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau