Studi yang dipublikasi dalam jurnal JAMA Internal Medicine tersebut melibatkan 159 pasien yang berusia rata-rata 77 tahun. Para peserta diketahui menderita hipertensi khususnya hipertensi sistolik. Kemudian mereka diberikan suplementasi vitamin D atau plasebo setiap tiga bulan selama satu tahun.
Menurut studi, suplementasi vitamin D tidak menurunkan tekanan darah atau memperbaiki pengukuran apapun pada pemeriksaan kesehatan kardiovaskular.
Meskipun begitu, Miles Witham, peneliti studi dari University of Dundee di Skotlandia mengungkapkan, suplementasi vitamin D mungkin masih bisa bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular namun tidak melalui efek tekanan darah. Biapun mekanismenya masih perlu diteliti lebih lanjut.
Salah satu pakar jantung dari Sinai Medical Center di New York yang tidak terlibat dalam penelitian, Dr Nicholas DuBois mengatakan, temuan tersebut menarik, namun mungkin mengecewakan.
Kekurangan kadar vitamin D, paparnya, telah dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular. Dan ada harapan untuk mencukupi asupan vitamin D dengan suplementasi. Suplementasi vitamin D dipercaya tidak memiliki efek samping dan relatif murah, sementara manfaatnya sangat baik untuk proteksi penyakit kardiovaskular.
"Bagi saya, studi ini merupakan yang pertama dan skalanya sangat kecil sehingga belum memiliki kemampuan statistik untuk melihat dampak dari suplemen vitamin D," ujarnya.
Dengan kata lain, imbuhnya, harus ada penurunan tekanan darah yang sangat tinggi untuk ditarik kesimpulan signifikan dari studi kecil. Maka dibutuhkan studi lanjutan dengan skala yang lebih besar sehingga kesimpulannya lebih akurat.
Menurut pakar jantung lainnya, Dr Nicholas Gargiulo dari North Shore-LIJ's Plainview Hospital New York, studi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari studi adalah kemampuannya untuk memilih peserta secara acak dari area geografis yang luas di Inggris. Kendati demikian, kurangnya keanekaragaman etnis membuat hasil studi ini belum bisa dikatakan konsisten.
"Tidak ada obat atau suplemen yang benar-benar memberikan efek sempurna. Maka perlu dilihat juga dari kebiasaan-kebiasaan sehari-hari para peserta seperti keseimbangan pekerjaan, aktivitas fisik, kesehatan spiritual, dan diet mereka," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.