Perdebatan tersebut agaknya mulai mencapai titik terang berkat sebuah pembuktian ilmiah. Sebuah studi baru menemukan, berendam air es setelah olahraga tidak berdampak pada pengurangan rasa pegal ataupun lelah.
Dalam riset yang dimuat pada European Journal of Applied Physiology tersebut, para peneliti melakukan analisa pada 20 pria aktif. Mereka meminta peserta untuk berlari selama 40 menit pada treadmill untuk memicu kerusakan otot. Kemudian, sebagian dari peserta diminta untuk berendam selama 20 menit dalam air es yang bersuhu 5 derajat Celsius. Sementara sebagian lainnya tidak.
Selanjutnya, mereka diuji kekuatannya untuk membuktikan dampak dari berendam air es. Namun hasilnya tidak menunjukkan adanya perbedaan antara kedua kelompok peserta. Pada kelompok berendam air es memang ditemukan penurunan kadar zat tertentu dalam darah penyebab inflamasi, namun tidak signifikan.
Ketua penelitian Naomi Crystal dari University of New Hampshire mengatakan, dia tidak sepenuhnya menyarankan orang untuk menghentikan berendam air es. Namun menurutnya, rasa menahan sakit karena dingin dan waktu yang terbuang tidak sebanding dengan manfaat dari berendam air es.
"Jika tidak terlalu memberikan manfaat dan tidak mau kehabisan banyak waktu, maka saya menyarankan untuk tidak melakukannya," paparnya.
Menurut situs Active.com, tidak hanya kurang memberikan manfaat untuk menghilangkan pegal, terkena paparan suhu dingin yang ekstrem dalam jangka waktu yang lama bisa berbahaya. Sehingga, jika ingin berendam maka disarankan untuk memakai suhu air yang lebih tinggi beberapa derajat demi alasan keamanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.