Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2013, 11:38 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber menshealth

KOMPAS.com
 — Belakangan ini olahraga lari digandrungi oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Alasannya, olahraga ini tergolong murah dan praktis, tetapi memberikan banyak manfaat seperti menurunkan berat badan dan menguatkan otot kaki.

Ada satu lagi alasan mengapa olahraga ini baik untuk lakukan yaitu menjauhkan Anda dari risiko penyakit gangguan pernapasan. Sebuah studi baru yang dimuat Medicine and Science in Sports and Exercise menemukan, berlari dapat menurunkan risiko pneumonia dan gangguan pernapasan lainnya.

Dalam studi tersebut, para peneliti mengikuti 150.000 orang pelari dan pejalan kaki hingga 11 tahun. Mereka juga meminta para peserta untuk mencatat jarak yang ditempuh setiap minggunya serta kepatuhan menjalani aktivitas fisik yang direkomendasikan.

Hasilnya, risiko kematian akibat gangguan pernapasan berkurang hingga 34 persen bagi mereka yang berlari melebihi rekomendasi. Diketahui, rekomendasi aktivitas fisik dalam seminggu adalah 150 menit untuk olahraga sedang, dan 75 menit untuk olahraga berat.

Menurut para peneliti, berlari sekitar 24 kilometer setiap minggunya bahkan bisa menurunkan risiko gangguan pernapasan hingga 45 persen.

Hanya saja, tidak semua orang mampu melakukan olahraga lari. Orang-orang yang memiliki penyakit tertentu dan obesitas merupakan golongan yang tidak disarankan untuk melakukan olahraga tersebut.

Ini karena olahraga lari justru bisa menjadi pemicu penyakit lain bagi mereka, bahkan berakibat fatal. Oleh karena itu, para pakar menyarankan untuk mengganti olahraga lari dengan jenis yang lebih ringan seperti berjalan.

Ketua studi Paul Williams, staf peneliti di Lawrence Berkeley National Laboratory California, mengatakan, berjalan juga memberikan manfaat yang sama seperti berlari. "Caranya adalah dengan berjalan 50 persen lebih jauh atau lebih lama dari durasi berlari yang direkomendasikan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com