Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2013, 18:51 WIB
Wardah Fazriyati

Penulis


KOMPAS.com - Stroke menjadi masalah utama di seluruh dunia. Data dari American Heart Association (AHA) menyebutkan, stroke merupakan penyakit penyebab kematian keempat di Amerika Serikat.

Di Indonesia, meski belum ada data akurat, diperkirakan ada 300.000 kasus baru stroke setiap tahunnya. Angka insidensi ini dinilai relatif sama dengan kejadian stroke di Amerika dan China.

"Satu dari enam orang di Indonesia mengalami stroke. Angka insidensinya masih tinggi, 300.000 kasus baru per tahunnya. Namun, ini masih angka asumsi," ungkap Kepala Stroke Center Eka Hospital BSD, dr Setyo Widi, SpBS(K), di Tangerang Selatan, Rabu (2/20/2013).

Setyo mengatakan, merujuk data dari Kementerian Kesehatan, stroke merupakan penyebab kematian nomor satu untuk kasus di rumah sakit.

Dokter spesialis saraf dari Eka Hospital, Dr Herianto Tjandra, Sp.S dari Eka Hospital menambahkan dari kasus neurologi di rumah sakit tempatnya berpraktik, sekitar 60-70 persennya merupakan kasus stroke.

Pasien stroke yang datang ke rumah sakit, lanjut Herianto, umumnya menderita stroke dengan tingkat keparahan tinggi.

Minimnya pengetahuan mengenai stroke, termasuk tentang gejala awal yang perlu diwaspadai, membuat banyak pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi parah atau bukan stroke ringan.

Padahal, ketika seseorang mengalami gejala stroke yang paling mudah dikenali seperti wajah tampak asimetris, tidak mampu mengangkat salah satu atau kedua lengan, dan mulai bicara cadel atau pelo, semestinya segera berobat ke rumah sakit. Penanganan stroke lebih dini, di bawah tiga jam pertama sejak munculnya gejala bisa memberikan peluang pulih optimal 50 persen.

Stroke juga tak mengenal usia, meski lagi-lagi, hingga kini belum ada data akurat mengenai usia termuda penderita stroke.

Setyo mengungkapkan, belum lama ini ia melakukan tindakan operasi pada penderita stroke berusia 12 dan 16. Ia mengakui kasus ekstrem semacam ini tidak banyak terjadi. Umumnya, pasien stroke yang tergolong ekstrem seperti ini mengalami kelainan pembuluh darah atau kelainan lain yang dibawanya sejak lahir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com