Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2013, 11:52 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

KOMPAS.com — Banyak penelitian yang berusaha membuktikan khasiat ganja untuk terapi pengobatan, salah satunya kanker. Namun, penerapan hasil riset ini terganjal kandungan senyawa hallusinogen dalam cannabinoid yang memabukkan.

Cannabinoid adalah kandungan aktif dalam ganja atau mariyuana, atau dikenal dengan THC. Senyawa ini merangsang kemampuan penyembuh dalam tubuh sehingga bisa melawan keganasan sel kanker.

Namun, halangan ini perlahan mulai tersingkir. Para periset dari St. George’s University, London, telah mengisolasi enam cannabinoid yang tidak mengandung senyawa hallusinogen. Isolasi enam senyawa ini bisa mengembangkan pengobatan antikanker yang lebih efektif.

"Studi ini merupakan langkah penting dalam membuka misteri ganja sebagai salah satu sumber pengobatan," kata peneliti, Dr Wai Liu.

Liu menambahkan, penggunaan cannabinoid sebagai salah satu pengobatan antikanker memiliki prospek yang cukup besar.

Berdasarkan National Cancer Institute, cannabinoid dalam ganja memiliki efek pengobatan dengan mengaktifkan sel penerima di sistem saraf pusat dan daya tahan tubuh. Sel inilah yang kemudian melawan pertumbuhan kanker di dalam tubuh.

Sampai saat ini, US Food and Drug Administration belum menyetujui ganja sebagai pengobatan untuk kanker, maupun penyakit lainnya. Cannabinoid, termasuk dronabinol dan nabilone, hanya disetujui sebagai perlakuan untuk mengatasi efek samping pengobatan kanker.

Riset ini juga membuktikan masih terbatasnya pengetahuan tentang cannabinoid. Hasil riset berupa senyawa cannabinoid non-hallusinogenik ini ternyata umum ditemukan dalam cannabinoid. Senyawa ini adalah dua bentuk cannabidiol (CBD), dua bentuk cannabigerol (CBG), dan dua bentuk cannabigevarin (CBGV).

"Senyawa ini bisa mengganggu perkembangan sel kanker, dan mencegahnya tidak tumbuh kembali. Dengan dosis yang tepat, senyawa ini bisa membuat sel kanker menghancurkan dirinya sendiri," kata Liu.

Dalam riset ini, enam senyawa tersebut disuntikkan pada sel kanker leukimia. Hasilnya, senyawa menunjukkan sifat antikanker, sama seperti cannabinoid jenis tetrahydrocannabinol (THC). Namun, keenam senyawa ini tidak menunjukkan efek samping senyawa hallusinogen. Liu mengatakan, tahap riset selanjutnya adalah memadukan enam senyawa ini dengan pengobatan yang telah ada.

"Dengan mengombinasikan keduanya, akan diperoleh pengobatan yang lebih efektif untuk mengatasi kanker. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh enam senyawa dalam ganja juga tidak mahal sehingga memungkinkan pengobatan lebih murah," kata Liu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com