KOMPAS.com — Anak butuh belajar bahasa ibu. Jika ia lahir dan tinggal di Indonesia, maka ajari bahasa Indonesia hingga usia dua tahun. Kalau anak sampai dengan usia dua tahun mencerna banyak bahasa, Indonesia, Inggris, bahkan bahasa daerah keluarganya, anak bisa berisiko mengalami gangguan bicara.
Dokter spesialis rehab medik, dr Amendi Nasution, Sp KFR(K), dari Rumah Sakit Ibu Anak Brawijaya mengatakan, salah satu faktor penyebab keterlambatan bicara pada anak batita adalah kebiasaan menggunakan bahasa lebih dari satu. Akibatnya, anak bingung saat hendak bicara. Anak mau bicara tetapi tidak keluar sepatah kata pun dari mulutnya, atau anak bicara dengan pengucapan yang tidak jelas.
Karenanya, menurut Amendi, penting bagi anak di bawah usia dua tahun untuk menguasai bahasa Indonesia. Terlebih lagi jika anak terlahir dari orangtua asli Indonesia, bukan dari perkawinan beda bangsa.
"Kuasai bahasa Indonesia terlebih dahulu, atau bahasa ibu, setelah usia dua tahun baru boleh menggunakan bahasa Inggris," ungkapnya saat talkshow kesehatan anak di RSIA Brawijaya Jakarta beberapa waktu lalu.
Amendi menyarankan latih anak berbahasa kapan saja, saat melakukan berbagai aktivitas di rumah. Orangtua perlu menyediakan waktu bersama di rumah, bukan di mal atau tempat umum lainnya. Setidaknya, luangkan waktu bicara dengan anak 30 menit hingga satu jam per harinya.
Lakukan kebiasaan bicara ini sebagai bentuk stimulasi melalui berbagai cara. Manfaatkan ragam aktivitas di rumah untuk menstimulasi kemampuan bicara anak. Misalnya, saat sedang mandi, atau saat mengupas buah, apa pun aktivitasnya berikan penjelasan kepada anak mengenai aktivitas tersebut.
Cara ini bisa membuka bahan pembicaraan dengan anak sehingga perlahan anak merekam berbagai kata hingga akhirnya anak bisa mengucapkannya sendiri dengan tepat.
Selain itu, mengajari anak berbahasa juga bisa menggunakan lagu anak yang sederhana. Lagu-lagu anak yang mudah dipahami membantu anak mengenal kosakata baru. Berbagai stimulasi ini penting untuk diperhatikan oleh orangtua agar anak dapat bicara sesuai tahapan perkembangan dan usianya.
Minimnya stimulasi, kata Amendi, bisa menjadi penyebab keterlambatan bicara. Meski begitu, ada faktor lain yang juga perlu diwaspadai.
Amendi mengatakan, anak yang memiliki riwayat penyakit kuning umumnya mengalami keterlambatan bicara, terutama pada laki-laki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.