Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati GERD, jika Lengah Akan Berakhir Petaka

Kompas.com - 04/11/2013, 09:19 WIB
Dr. Ari F. Syam Sp.Pd

Penulis

Sumber Kompasiana


KOMPAS.com — Nyeri dada ternyata tidak hanya disebabkan kelainan jantung, tetapi juga dapat disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan yang disebut gastroesofagheal reflux disease (GERD).

Pasien dengan GERD bisa datang karena nyeri dada dan bisa merasakan rasa panas di dada seperti terbakar (heart burn). Biasanya, nyeri dada ini diikuti juga dengan mulut pahit karena ada asam yang naik (regurgitasi). Dari hasil survei yang kami lakukan melalui media sosial dengan menggunakan kuesioner GERD (GERD-Q), terungkap bahwa antara 20 sampai 30 persen responden kemungkinan mengalami GERD.

GERD dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Hal ini terjadi karena asam lambung atau isi lambung yang naik dapat menyebabkan luka pada dinding dalam kerongkongan awalnya hanya perlukaan. Luka yang terjadi bisa makin luas dan bisa menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah. Bahkan, GERD dapat menyebabkan perubahan struktur dari dinding dalam kerongkongan yang menyebabkan terjadinya penyakit Barrett’s yang merupakan lesi pra-kanker.

Di luar saluran cerna, asam lambung yang tinggi dapat menyebar ke gigi (erosi dental), tenggorokan (faringitis kronis), sinus (sinusitis), pita suara (laringitis), saluran pernapasan bawah (asma), bahkan sampai paru-paru (fibrosis paru idiopatik).

Penyakit GERD sebenarnya bisa dideteksi dengan menggunakan kuesioner GERD. Total skor yang didapat dari kuesioner dapat diduga bahwa seseorang tersebut menderita GERD atau tidak: jika nilai kurang dari 8, kemungkinan tidak menderita GERD, jika > atau = 8 kemungkinan menderita GERD.

Kuesioner GERD sendiri terdiri dari enam pertanyaan. Dua pertanyaan pertama merupakan pertanyaan positif adanya GERD, yaitu panas dada, seperti terbakar (heart burn) dan adanya sesuatu yang balik arah (regurgitasi). Sementara pertanyaan negatif adalah adanya nyeri ulu hati dan mual.

Dua pertanyaan terakhir dari kuesioner ini adalah gangguan tidur dan obat yang diberikan untuk mengatasi keluhan tersebut. Poin didasarkan dari frekuensi kejadian dari pertanyaan yang ada setiap harinya dalam 1 minggu. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita GERD, Anda bisa mengklik http://www.surveymonkey.com/s/gerdq

Tata laksana GERD

Prinsip utama mengobati pasien GERD adalah menghilangkan gejala dan mencegah komplikasi. Tata laksana penyakit GERD berupa tata laksana non-obat/perubahan gaya hidup dan tata laksana obat-obatan. Tatalaksana non obat yaitu perubahan gaya hidup.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk tata laksana non-obat pasien GERD.

1. Menghindari konsumsi daging secara berlebihan dalam waktu singkat, tetap mengonsumsi sayur dan buah-buahan.

2. Menghindari konsumsi secara bersamaan antara daging dan jeroan, seperti usus, otak, hati, paru, atau limpa.

3. Jangan tidur dalam waktu 2 jam setelah makan. Langsung tidur setelah makan akan memudahkan isi lambung, termasuk asam lambung, akan berbalik arah kembali ke kerongkongan.

4. Hindari makanan yang terlalu asam dan pedas.

5. Hindari minum kopi, alkohol, atau minuman bersoda yang akan memperburuk timbulnya GERD tersebut.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau