Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2013, 13:09 WIB


KOMPAS.com
— Seorang ibu sangat besar perannya dalam membentuk kecerdasan anak sejak masih dalam kandungan sampai lahir. Ibu harus mengerti betul soal gizi buat dirinya maupun bayi yang telah lahir. Selain supaya bayi sehat, juga bertumbuh tingkat kecerdasannya.

Otak terletak di dalam tengkorak yang berhubungan langsung dengan sumsum tulang belakang, serta membentuk suatu sistem saraf pusat. Dibandingkan dengan seluruh berat badan, berat otak hanya mencapai 2–3 persen.

Tetapi, peranan otak sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun beratnya sangat kecil, tetapi kebutuhannya akan oksigen dan glukosa paling banyak dibandingkan dengan organ-organ lainnya.

Pada orang dewasa, diperlukan 600 mililiter oksigen (25 persen dari total konsumsi oksigen oleh tubuh) dan 100 mililiter glukosa per menit. Kebutuhan sebanyak itu harus dibawa oleh satu liter darah (20 persen dari seluruh darah yang dikeluarkan jantung setiap menit) yang mengalir ke otak.

Terhentinya aliran darah selama tiga menit saja dapat mengakibatkan kerusakan sel otak, sedangkan aliran darah yang berhenti selama lebih dari sembilan menit akan mengakibatkan kematian.

Susunan otak sangat rumit, tetapi secara sederhana dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu otak besar (cerebrum) dan otak kecil (cerebellum). Otak besar merupakan 70 persen dari seluruh isi otak, serta bertanggung jawab terhadap tingkat kecerdasan dan kemampuan berpikir kita.

Dalam  otak besar inilah, informasi yang diterima oleh organ penginderaan diolah, disimpulkan dan ditanggapi. Otak kecil bervolume kira-kira 10 persen dari seluruh otak, berfungsi sebagai pengontrol koordinasi dan keseimbangan.

Tingkat kecerdasan

Kecerdasan adalah suatu kemampuan mental yang dibawa oleh individu sejak lahir untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan yang baru serta memecahkan berbagai permasalahan secara cepat dan tepat.  

Tingkat kecerdasan anak sangat ditentukan oleh keadaan otak dan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti sifat genetis, lingkungan (fasilitas, sosial ekonomi keluarga), motivasi, dan status gizinya. Kepandaian seseorang dapat diukur dengan alat electro encephalogram (EEG), alat positron emission tomography (PET), dan tes IQ.

Alat EEG dapat menangkap dan mencatat gelombang arus yang dipancarkan oleh otak. Sementara alat PET mencatat reaksi otak terhadap suatu permasalahan. Otak yang cerdas hanya memerlukan sedikit reaksi untuk memecahkan masalah. Sedangkan yang kurang cerdas tampak akan mengerahkan hampir semua bagian otaknya untuk menjawab permasalahan yang sama.

Tes IQ sejak lama telah dipakai. Tes ini sebagai salah satu cara untuk menduga tingkat kecerdasan seseorang. Orang-orang yang terkenal terbukti memiliki IQ yang tinggi.

Misalnya, Albert Einstein yang sangat ahli dalam bidang fisika, matematika, dan juga pemain biola yang sangat piawai itu memiliki IQ 172 (72 persen lebih tinggi dari orang kebanyakan).

Demikian juga dengan Henri Poincare, seorang ahli matematika yang terkenal karena ketajaman intuisinya tercatat memiliki IQ di atas 200. Plato, Michael Angelo, Mozart, dan tokoh-tokoh lainnya telah dicatat sejarah sebagai pemilik IQ yang tinggi serta ahli dalam bidangnya masing-masing.

Menurut Tirtonegoro (1984), tingkat kecerdasan seseorang menyebar secara normal mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, yaitu 1 persen cacat berat/idiot (IQ 0-25), 2 persen cacat agak berat/imbesil (IQ 25-50), 20–25 persen cacat ringan/debil (IQ 50-75) dan lamban belajar (IQ 75-85), 50–55 persen rata-rata/normal (IQ 90-110), 20–25 persen superior (IQ 110-125), 2 persen sangat superior/gifted (IQ 125-140), serta 1 persen genius (IQ 140-200).

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau