Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2014, 18:39 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com – Para pelaku olahraga intensitas tinggi semisal Crossfit sebaiknya waspada pada kemungkinan terjadinya gagal ginjal akut. 

Olahraga intensitas tinggi  dapat menimbulkan risiko pecahnya otot rangka sehingga komponen otot masuk ke dalam aliran darah. Cairan inilah yang kemudian menyebabkan komplikasi hingga menyebabkan kegagalan ginjal akut.

Menurut  pendapat spesialis penyakit dalam, Tunggul Situmorang, pada dasarnya ada dua hal besar penyebab terjadinya gagal ginjal akut pada pelaku olahraga intensitas tinggi, yaitu rabdomiolisis dan kekurangan cairan.

Rabdomiolis adalah kondisi di mana otot terlalu lelah bekerja dan jaringan mulai hancur, sehingga mioglobin dan produk dalam serat otot pun terlepas ke dalam aliran darah.

“Gagal ginjal diawali dengan perubahan warna urin, biasanya menjadi berwarna kemerahan karena bercampur darah. Volume urin juga terus berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Karena itu  bila urin sudah berubah warna usai olahraga ekstrem, sebaiknya segera ke dokter,”  kata Tunggul Situmorang, pada KOMPAS Health Selasa (7/1/2013).

Gagal ginjal akut adalah penyakit yang disebabkan hilangnya kemampuan ginjal untuk menyaring darah secara tiba-tiba. Ketika gagal ginjal akut terjadi, maka cairan, elektrolit, dan kotoran akan bercampur di dalam darah. Salah satunya komponen disebut mioglobin, yaitu komponen protein yang dilepas ke dalam darah saat otot rangka hancur.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kemampuan ginjal hilang secara tiba-tiba. Penyebab pertama adalah, kotoran yang telah tersaring tidak dapat dikeluarkan dari tubuh bersamaan dengan urine. Penyebab kedua adalah, kerusakan pada ginjal atau kondisi lain yang menyebabkan terhambatnya aliran darah yang menuju ginjal.

Gagal ginjal kemungkinan dihadapi sekitar 30 persen penderita pecahnya otot rangka (rabdomiolisis). Penyakit gagal ginjal bisa berkembang dalam hitungan jam atau hari, bergantung pada ketahanan tubuh dan kosentrasi zat yang terlarut dalam darah. Gagal ginjal akut bisa berakibat fatal hingga menewaskan penderita. 

Selain perubahan warna dan volume urin, gejala lain gagal ginjal akut adalah nafas yang pendek, sering merasa lelah, mengantuk, bingung, mual, dan rasa nyeri serta tetekan pada dada. Beberapa bagian tubuh penderita biasanya bengkak, akibat berlebihan menyimpan cairan pada tubuh. Bagian tubuh yang membengkak biasanya kaki.  

“Bila sudah mengalami pemeriksaan, biasanya pederita gagal ginjal akut akan menjalani cuci darah (dialisis) dan mengkonsumsi obat-obata untuk pemulihan. Karena itu, pelaku olahraga ekstrim harus mendengarkan tubuhnya supaya jangan sampai terjadi rabdomiolisis. Apalagi gagal ginjal akut tidak bisa dicegah,” kata Tunggul.

Selain menghindari aktivitas dengan intensitas berlebih, Tunggul juga menyarankan menjaga kecukupan cairan. Pelaku olahraga intensitas tinggi disarankan untuk mengkonsumsi sedikitnya 2,5 liter air sehari.

"Bila jumlah asupan cairan sudah tercukupi maka risiko terjadi gagal ginjal akan semakin kecil,” kata Tunggul.

Harus konsultasi

Ahli penyakit dalam dari FKUI-RSCM, Ari Fahrial Syam menyarankan para pelaku olahraga intensitas tinggi berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter. Melalui konsultasi dengan ahli akan diketahui kondisi tubuh yang sebenarnya, sehingga terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.

“Sebaiknya memang kosultasi dulu, apalagi bila pelaku olahraga adalah masyarakat awam. Untuk atlet mungkin sudah tahu bagaimana kondisi tubuhnya dan memang diharuskan melakukan olahraga berat,” kata Ari yang juga menyarankan masyarakat untuk selalu didampingi trainer saat berolahraga berat.

Gagal ginjal akut pada pelaku olahraga intensitas tinggi, kata Ari bisa bersifat reversible dan irreversible. Keduanya sangat bergantung pada tingkat kegagalan dan konsentrasi campuran dalam darah. Reversible bisa dikembalikan ke kondisi semula berkebalikan dengan irreversible.

“Karena itu berhati-hatilah para pelaku olahraga intensitas tinggi. Bila urin sudah makin sedikit dan berubah warna segera konsultasi ke dokter. Selain itu jangan lupa banyak minum untuk menurunkan risiko gagal ginjal,” kata Ari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau