Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zat Kimia dalam Makanan Ini Perlu Diwaspadai (2)

Kompas.com - 17/01/2014, 08:05 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber LiveStrong

KOMPAS.com - Risiko paparan zat kimia berbahaya dalam makanan sebetulnya dapat dihindari dan diminimalkan.  Dengan mengenali bentuk paparannya dan menelusuri kehadirannya melalui informasi label kemasan, maka paparan zat kimia tersebut dapat ditekan.

Berikut ini lima zat kimia berisiko dalam makanan dan kiat menghindarinya :

6. Pemanis buatan

Pemanis buatan seperti aspartam, sukralose, sakarin, dan acesulfame potassium tetap memiliki risiko dan efek samping. Walau penggunaan pemanis buatan dalam minuman atau makanan non kalori dipercaya bisa memangkas berat badan, namun sebuah riset menunjukkan keduanya bisa mengakibatkan bobot tubuh naik kembali.

Sebuah artikel yang diterbitkan dalam The Yale Journal of Biology and Medicine pada 2010 menyimpulkan, pemanis buatan gagal mengnonaktifkan mekanisme food-reward. Artinya, pemanis buatan justru meningkatkan nafsu makan dan gagal menekan rasa puas usai konsumsi.

Pemanis buatan terbukti ratusan kali lebih manis dibanding gula. Akibatnya konsumsi pemanis buatan bisa menimbulkan ketagihan. Hal ini mengindikasikan minuman diet, yang kerap digembargemborkan tanpa kalori, justru berkontribusi pada obesitas dan masalah kesehatan lain termasuk diabetes.

7.  BHA (Butylated Hydroxyanisole)

Sebagai zat pengawet dan penstabil, BHA diberi rating paling berbahaya (high hazard) dari Environmental Working Group (EWG). Artinya, paparan sekecil apapun berisiko menimbulkan kanker pada manusia. Berdasarkan riset pada hewan, National Toxicology Program menegaskan, BHA harus diantisipasi sebagai penyebab kanker (karsinogen). Laporan ini juga ditulis dalam Report on Carcinogen pada 2011.

EWG menambahkan, BHA mengganggu metabolisme endokrin sehingga terus memburuk. BHA juga mengakibatkan kerugian pada proses perkembangan dan reproduksi, daya tahan tubuh, dan fungsi syaraf.

Karena itu, sangat direkomendasikan untuk membatasi makanan yang menggunakan pengawet, seperti keripik, sosis, sereal. Oleh sebab itu batasilah konsumsi jenis makanan atau produk pangan olahan berpengawet.

8. Pewarna karamel

Pewarna karamel biasa digunakan dalam minuman soda. Pewarna karamel dibuat dengan memanaskan gula, atau komponen yang serupa misal sirup jagung tinggi dextrose. Pewarna bisa juga dibuat dari komponen ammonium, asam, atau alkalis.  

Bila pewarna terbuat dari ammonia maka zat tersebut mengandung dua zat penyebab kanker, yaitu 2-methylimidazole and 4-methylimidazole. Berdasarkan riset National Toxicology Program, negara bagian California pada 2011 menambahkan 4-methylimidazole  dalam daftar substansi penyebab kanker.

Menurut Pan American Health Organization, saat ini mereka telah mengundang pembuat kebijakan untuk secepatnya mengharuskan perusahaan mengganti alternatif pewarna yang lebih aman.

Untuk menghindari risiko, biasakan melihat daftar bahan makanan (ingredient) pada kemasan sehingga bisa mencegah paparan pewarna karamel. Pewarna karamel ternyata tidak hanya digunakan dalam cola, tapi juga beberapa jenis fast food.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com