Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/01/2014, 21:29 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


KOMPAS.com
- Datang bulan atau menstruasi merupakan siklus bulanan yang pasti terjadi pada wanita. Pada siklus ini, sel telur yang tidak mengalami pembuahan akan dibuang, bersamaan dengan jaringan dalam rahim yang akan digunakan untuk menempelnya ovum yang telah dibuahi.

Siklus ini idealnya terjadi dalam jangka waktu teratur, dengan kisaran waktu 28-35 hari. Namun beberapa wanita nyatanya kerap mengalami keterlambatan dengan jangka waktu yang berbeda.

Menurut, spesialis kandungan dan kebidanan Ahmad Mediana, keterlambatan menstruasi pada wanita diakibatkan gaya hidup hingga menyebabkan perubahan keseimbangan hormon. "Telat datang bulan pada wanita biasanya terkait pola aktivitas, asupan zat gizi, dan kondisi psikologis. Kalau ketiganya baik-baik saja biasanya tidak ada masalah dengan siklus datang bulan wanita," ujarnya kepada KOMPAS Heath.

Aktivitas padat hingga menyebabkan tubuh lelah dan stres menjadi penyebab utama wanita telat datang bulan. Hal ini didukung juga dengan asupan nutrisi yang sangat minim. Akibatnya penurunan hormon progesteron dan esterogen yang terjadi saat menstruasi, tidak terjadi dalam siklus yang teratur.

Siklus datang bulan yang tidak teratur akan mempengaruhi masa subur pada wanita. Tidak teraturnya pelepasan sel telur dari indung telur, mengakibatkan sulit merencanakan kehamilan. Hal itu juga menjadi tanda pentingnya wanita memperhatikan kesehatan reproduksi, yang tentunya berkaitan dengan pola hidupnya.

Ketidakteraturan siklus menstruasi, jelas Ahmad, sebetulnya dapat dihindari. "Kuncinya adalah pola hidup yang lebih sehat dan teratur. Wanita harus rajin olahraga, dan pastikan untuk selalu mengkonsumsi sayur dan buah. Sedapat mungkin wanita harus menghindari pangan olahan, alkohol, dan rokok demi tubuh dan organ reproduksi yang lebih sehat," kata Ahmad.

Hamil sebelum usia 35

Tidak hanya keteraturan siklus datang bulan, pola hidup sehat juga menetukan kualitas sel telur yang dihasilkan. Hal inilah yang menyebabkan wanita diharapkan wanita hamil sebelum berusia 35 tahun.

"Paparan negatif akibat gaya hidup makin meningkat seiring dengan usia, yang tentunya berakibat pada kualitas sel telur. Dampak paparan ini masih bisa diminimalisir saat wanita berusia 35 tahun, sehingga kualitas sel telur masih baik. Saran tersebut sesungguhnya tidak terkait dengan masa subur, karena wanita masih digolongkan subur  ketika masih menstruasi berapapun usianya," kata Ahmad.    

Karena itulah, wanita disarankan untuk hamil sebelum 35 tahun. Hal ini tidak terkait dengan kesuburan, karena wanita akan tetap dikategorikan subur selama masih menstruasi. Sebelum usia 35 tahun paparan negatif akibat gaya hidup masih bisa diatasi, sehingga kualitas sel telur masih baik. Paparan tersebut tentu akan meningkat bersamaan dengan umur, akibatnya kualitas sel telur tidak lagi dijamin baik," kata Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau