KOMPAS.com - Banyak studi yang menunjukkan konsumsi alkohol berlebihan berkaitan dengan risiko penyakit kronik. Baru-baru ini peneliti mengungkap, kebiasaan buruk itu juga berhubungan dengan lamanya sembuh dari luka.
Studi mengindikasikan, konsumsi minuman beralkohol berlebihan memicu reduksi kadar sel sistem imun yang penting dalam penyembuhan luka. Sel-sel yang disebut makrofag tersebut berfungsi untuk menyingkirkan bakteri debu.
Para peneliti asal Loyola University di Maywood mengatakan, semakin rendah tingkat makrofag dalam tubuh, semakin besar risiko untuk terinfeksi bakteri.
Di samping itu, mereka juga menemukan konsumsi minuman beralkohol yang berlebihan dapat menurunkan produksi protein yang berfungsi menarik makrofag ke luka serta menurunkan kadar protein yang bermanfaat dalam sistem imun.
"Efek-efek tersebut secara bersamaan akan menunda penutupan luka dan meningkat risiko infeksi, terutama pada pasien yang keracunan," pungkas peneliti dalam studi yang dipublikasi pada jurnal Alcoholism: Clinical and Experimental Research.
Dalam studi tersebut peneliti menggunakan tikus yang dikondisikan tiga hari menjadi peminum berat, empat hari tidak mengonsumsi alkohol, dan tiga hari menjadi peminum berat lagi. Selama episode menjadi peminum berat, alkohol yang diminum sama dengan dua kali batasan normal minum alkohol untuk mengemudi.
Diketahui, konsumsi alkohol meningkatkan risiko infeksi di rumah sakit, termasuk infeksi pada luka pascaoperasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.