Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/04/2014, 12:22 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com - Induksi persalinan merupakan cara untuk merangsang konstraksi rahim guna mempercepat waktu kelahiran bayi. Cara tersebut biasanya dipakai bagi kehamilan yang sudah melebihi 40 minggu.
 
Kendati demikian, induksi juga sering digunakan bagi mereka yang menginginkan bayi lahir di tanggal tertentu dengan metode melahirkan normal. Namun memakai metode induksi persalinan ini tidak sederhana karena risikonya tidak kecil.
 
Dokter spesialis kebidanan dari Siloam Hospital Semanggi Ardiansjah Dara Sjahruddin menjelaskan, risiko dari induksi persalinan salah satunya adalah kontraksi rahim yang terlalu kuat. Kondisi tersebut meningkatkan risiko gagalnya janin dalam berkompensasi sehingga berakibat fatal. Selain itu ada risiko rahim sobek.  

"Risiko induksi persalinan cukup besar, maka melakukannya pun tidak boleh sembarangan. Perlu diawasi secara intensif oleh dokter," tegas Ardi dalam seminar media SOHO #BetterU yang bertajuk "Peran Oksitoksin pada Induksi Persalinan" di Jakarta, Rabu (16/4/2014).
 
Ardi mengatakan, sebagian orangtua menginginkan kelahiran anaknya di tanggal tertentu tanpa adanya alasan darurat. Sehingga mereka pun tidak ragu untuk melakukan induksi persalinan tanpa mengetahui risikonya.
 
Padahal, induksi persalinan diutamakan bila risiko melanjutkan kehamilan lebih besar daripada mengakhirinya. Kondisi-kondisi yang menyebabkannya, antara lain kehamilan lewat bulan, perkembangan janin terhambat, kelainan kongenital pada janin, dan ketuban pecah dini.
 
Untuk menekan risiko induksi persalinan, yang harus dilakukan adalah selalu memeriksa kontraksi rahim ibu serta memeriksa denyut jantung bayi setiap kali menambahkan oksitoksin. Induksi pun perlu dilakukan oleh dokter spesialis kandungan, bukan bidan apalagi tenaga non-medis.
 
Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Ibu Bersalin dan Nifas Kementerian Kesehatan Riskiyana Sukandhi Putra menegaskan, persalinan dengan induksi, bayi sungsang, dan risiko komplikasi lainnya perlu mendapat bantuan dari dokter spesialis kandungan.
 
"Sementara bidan hanya boleh menangani persalinan yang normal," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau