Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Bernapas Saat Ada di Kerumunan, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 10/05/2014, 15:13 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Berada di kerumunan yang berdesak-desakan terkadang tidak dapat dihindari, misalnya ketika di menumpang di kendaraan umum atau mengantre. Hanya saja, jika itu bagian dari rutinitas, apa risikonya bagi kesehatan?
 
Berdesakan di kendaraan umum setiap hari dialami oleh Sinta (25). Ia pun mengaku sering merasa jantungnya berdegup lebih cepat dan kesulitan bernapas saat tengah dalam kondisi tersebut.
 
"Sebenarnya agak khawatir untuk jantung soalnya kehimpit terus setiap naik kereta, jadi deg-degan," ujarnya.
 
Kondisi tersebut, menurut dokter spesialis jantung Taufik Pohan, sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Pasalnya, setiap organ baik jantung maupu paru-paru memiliki proteksi tersendiri.
 
"Ada mekanisme proteksi di tubuh untuk melindungi organ-organ vital, antara lain tulang rusuk. Namun bisa saja trauma yang cukup keras dengan benda tumpul, mekanisme proteksi itu rusak," jelasnya kepada media, Kamis (8/5/2014) di Jakarta.
 
Menurut dia, jantung yang berdegup lebih cepat saat berdesak-desakan di kerumunan merupakan cara organ tersebut berkompensasi karena minimnya oksigen yang masuk ke tubuh. Banyaknya orang di suatu tempat akan membuat ketersediaan oksigen menipis sehingga setiap orang mungkin tidak mendapatkan oksigen yang mencukupi.
 
Padahal semua organ tubuh butuh oksigen, jantung pun berkompensasi dengan bekerja lebih keras supaya aliran oksigen ke seluruh tubuh tetap lancar. "Pada kondisi ini, hormon adrenalin lah yang bekerja untuk memacu kerja jantung," jelas dokter dari Rumah Sakit Pondok Indah ini.
 
Ditambah lagi, paru-paru yang terasa sesak berarti udara tidak bisa dihirup dengan baik. Ini akan menambah sedikit lagi oksigen yang masuk ke tubuh, dan membuat jantung berkompensasi lebih besar.
 
Taufik mengatakan, efek jangka pendek dari kondisi tersebut hampir tidak ada. Meskipun pada beberapa kasus, ketika jantung tidak mampu berkompensasi dengan baik akan mengakibatkan menurunnya kesadaran. Sementara untuk jangka panjang, mungkin terjadi peningkatan risiko terganggunya fungsi jantung karena sering bekerja terlalu keras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com