Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/05/2014, 07:09 WIB
Unoviana Kartika

Penulis



KOMPAS.com -
Serangan jantung menjadi momok karena tanpa penanganan yang cepat bisa berakibat fatal. Selain gaya hidup sehat, pada orang yang memiliki risiko penyakit jantung disarankan untuk bangun lebih pagi untuk menghindarinya serangan jantung.
 
Menurut dokter spesialis jantung Taufik Pohan, bangun lebih pagi bisa mengurangi risiko terjadinya serangan jantung. Ini karena serangan jantung umumnya terjadi di pagi hari antara jam 3-9 pagi.
 
"Menurut irama sirkadian tubuh, jam 3-9 pagi merupakan fase untuk mulai beraktivitas, sehingga kita seharusnya mengikuti irama tersebut, bukannya malah masih tidur," ujarnya pada media, Kamis (8/5/2014) di RS Pondok Indah Jakarta.
 
Irama sirkadian diketahui merupakan jam biologis tubuh yang berhubungan dengan siklus hormonal. Penelitian menunjukkan, beraktivitas sesuai dengan irama sirkadian memiliki banyak manfaat, termasuk menghindari serangan jantung.
 
Taufik menjelaskan, pada jam 3-9 pagi, hormon dalam tubuh sudah bersiap untuk menjalani aktivitas sehingga membutuhkan aliran darah yang lebih cepat. Sementara jika seseorang masih tidur pada jam ini, aliran darah masih lambat dan darah cenderung lebih kental.
 
Akhirnya, terjadilah ketidaksamaan kebutuhan tubuh dengan kondisi tubuh. Ini kemudian yang menimbulkan masalah, misalnya darah yang kental berpotensi menyumbat pembuluh darah sehingga menyebabkan serangan jantung.
 
 "Berbeda saat bangun pagi, jantung berdetak lebih cepat, tekanan darah meningkat, dan aliran darah pun cenderung lancar dan mencegah terjadinya sumbatan," ujarnya.
 
Di sisi lain, karena perlu bangun lebih pagi, tidur pun perlu lebih awal. Taufik menjelaskan, jam 9 malam tubuh seharusnya telah beristirahat karena sesuai dengan irama sirkadian, saat ini tubuh membutuhkan aliran darah yang lebih lambat. Lagipula tidur lebih awal bisa mencukupi kebutuhan tidur saat harus bangun lebih pagi. 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com