Di Amerika Serikat, perusahaan makanan dan minuman memang diwajibkan untuk menyebutkan zat pewarna buatan yang dipakai dalam labelnya. Tetapi jumlah spesifik zat pewarna tersebut tidak dicantumkan.
Beberapa penelitian menunjukkan, sebagian besar anak sensitif terhadap zat pewarna buatan atau pun zat pengawet lain dalam makanan. Zat pewarna buatan bahkan dikaitkan dengan gangguan konsentrasi atau perilaku hiperaktif pada anak.
Penelitian terbaru mengenai jumlah zat pewarna ini dilakukan terhadap berbagai produk makanan di pasaran yang sering menjadi favorit anak-anak. Makanan tersebut memang disukai anak karena warnanya yang mencolok.
Selain mengandung zat pewarna, makanan tersebut umumnya tinggi gula. Selain sereal, permen, cakes, cokelat dan gula halus juga mengandung zat pewarna dalam jumlah besar.
Semakin berwarna makanan dan minuman, makin tinggi kandungan zat pewarna sintetisnya. "Makanan berwarna putih seperti mashmallow dan cherry ternyata juga diberi zat pewarna," kata Laura J Steven, peneliti.
Beberapa jenis produk kesehatan seperti obat kumur dan pasta gigi juga ada yang diberi zat pewarna buatan.
Sebenarnya ada banyak alternatif pewarna alami, tetapi zat pewarna ini biasanya tidak tahan panas, tidak tahan pada pemrosesan dan juga cahaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.