KOMPAS.com - Dehidrasi atau kondisi tubuh kekurangan cairan ternyata dialami oleh banyak orang di Indonesia. Sebuah survei yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hasanudin, dan Universitas Airlangga menemukan, 41,6 persen atau hampir separuh dari responden mengalami dehidrasi ringan.
Menurut survei yang dilakukan di tahun 2010 itu, kondisi ini paling banyak ditemukan pada remaja yaitu sebanyak 49,5 persen, menyusul kemudian orang dewasa yaitu sebanyak 42,5 persen. Faktor terjadinya dehidrasi ringan ini adalah ketidaktahuan dan kesulitan akses secara fisik dan ekonomi dalam memperoleh air minum.
Dokter spesialis gizi klinik Saptawati Bardosono mengatakan, ketidaktahuan akan keharusan untuk minum membuat kebanyakan orang mengalami dehidrasi ringan. Padahal dampak dehidrasi ringan juga bisa membahayakan.
"Dampak jangka pendek antara lain penurunan fungsi kognitif sehingga sulit berkonsentrasi dan berpikir. Selain itu ada pula gangguan emosi seperti mudah marah, secara fisik juga gampang lelah," tutur Saptawati acara temu media bertajuk "Tingkatkan Kesadaran Minum Air Putih dengan Mengenali Gejala dan Dampak Dehidrasi Ringan" pada Jumat (23/5/2014).
Bahkan, imbuhnya, dehidrasi ringan yang terjadi dalam jangka panjang bisa berisiko infeksi saluran kemih hingga kerusakan ginjal kronis. Ini karena kurangnya aktivitas berkemih.
Karena kurang berkemih, ginjal menyaring kembali urine yang seharusnya dikeluarkan. Jika terjadi terus menerus, kondisi ini memicu pembentukan batu ginjal karena penumpukan protein. Lama-lama, kondisi ini juga akan merusak fungsi ginjal.
Dehidrasi ringan, jelas dia, didefinisikan sebagai berkurangnya cairan tubuh hingga 1,5 persen berat badan untuk pria, dan 1,2 persen untuk wanita. Batas pengurangan cairan tubuh yang masih masuk dalam kategori dehidrasi ringan adalah hingga 5 persen pengurangan berat badan. Lebih dari itu sudah dikategorikan sebagai dehidrasi sedang.
Ia menjelaskan, dehidrasi ringan terjadi karena keluarnya cairan dalam tubuh tidak sepadan dengan cairan yang masuk. Pasalnya cairan bisa keluar dari tubuh melalui banyak cara, misalnya berkeringat, buang air kecil, hingga dari mulut dengan cara berbicara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.