Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/06/2014, 13:02 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

KOMPAS.com - Stroke merupakan masalah kesehatan yang menyebabkan kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Penyakit ini juga menjadi penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan kanker. Hanya saja, fasilitas penunjang untuk memprediksi stroke belum banyak tersedia dan menjangkau semua kalangan.

Keterbatasan sarana penunjang membuat saat stroke terjadi kebanyakan orang tidak siap. Akibatnya risiko kematian dan kecacatan pun semakin tinggi.

Dokter spesialis saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Al Rasyid, SpS mengklaim menemukan sebuah alat untuk memprediksi risiko kecacatan pascastroke yang praktis, murah, dan mudah dibawa.

Dari rilis yang terima Kompas Health belum lama ini disebutkan, alat tersebut secara khusus dapat digunakan untuk memprediksi stroke jenis iskemik. Ini adalah jenis stroke yang paling banyak dijumpai. Stroke ini disebabkan oleh kurangnya aliran darah ke otak atau iskemia otak.

Alat yang dinamakan Mikrokapiler Digital (MD) itu bekerja dengan mengukur kekentalan darah yang berada di sekitar daerah yang kekurangan darah. Bila daerah yang kekurangan aliran darah mati, daerah di sekitarnya biasanya hanya mengalami penurunan aliran darah dan gangguan metabolisme, dan belum mengalami kematian sel.

Daerah tersebut dinamakan daerah penumbra, dan menjadi target terapi stroke. Apabila tidak dilakukan pengobatan yang tepat, daerah penumbra akan mengalami kematian sel, yang menyebabkan kecacatan dan kematian pada pasien stroke.

Kondisi daerah penumbra dipengaruhi oleh kecepatan aliran darah yang ditentukan oleh pompa jantung dan diameter pembuluh darah, serta kekentalan darah. Kekentalan darah yang ditemukan pada banyak pasien stroke iskemik akut dapat mencapai lebih dari 40 persen.
Karena itu, kondisi ini perlu segera diatasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com