Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/08/2014, 18:17 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Jumlah dokter spesialis kejiwaan atau psikiater di Indonesia masih jauh dari cukup. Saat ini, psikiater di Indonesia berjumlah 809 orang, namun kebanyakan masih terpusat di kota besar.

Misalnya untuk Jakarta dan Surabaya, jumlah psikiater dapat mencapai 100 orang. Sementara di daerah-daerah lain, terutama luar Jawa, jumlah psikiater masih sangat sedikit, seperti di Papua yang hanya berjumlah satu orang.

Namun menurut Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kejiwaan Indonesia Danardi Sosrosumihardjo, sebenarnya penyebaran psikiater lah yang terpenting.

 
"Indonesia merupakan negara yang luas, karena itu distribusi dokter merupakan poin yang terpenting supaya terapi kesehatan jiwa dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas," ujarnya dalam konferensi pers yang diadakan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Jakarta, Rabu (13/8/2014).
 
Faktanya, masih ada enam propinsi di Indonesia yang belum memiliki psikiater. Ini karena belum adanya fasilitas yang memadai untuk terapi kesehatan jiwa di propinsi tersebut.
 
Direktur Bina Upaya Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI Eka Viora mengatakan, hal ini menjadi perhatian pemerintah. Bila tidak, Indonesia dapat melanggar hak asasi manusia yang dimiliki orang dengan gangguan jiwa.
 
"Orang gangguan jiwa berhak menerima terapi. Sementara jika tinggal di daerah yang belum terdapat fasilitas tersebut, artinya dia pun belum dapat menerima terapi yang merupakan haknya," ujar Eka.
 
Danardi menambahkan, bila dibandingkan dengan negara maju, jumlah psikiater di Indonesia memang masih sangat kurang. Contohnya, di Jepang saja, rasio psikiaternya dengan populasi yaitu 1:1000, sementara di Indonesia 1:500.000. 
 
"Kami memang ada usaha untuk terus meningkatkan jumlah psikiater, namun yang paling penting juga usaha meratakan penyebaran di seluruh Indonesia," tandasnya.
 
Anggota Komisi IX DPR Nova Riyanti Yusuf mengungkapkan, minimnya penyebaran psikiater di Indonesia salah satunya disebabkan kurangnya perhatian pemerintah daerah untuk kesehatan jiwa. Anggaran dana yang dialokasikan untuk kesehatan jiwa di beberapa daerah masih mencapai nol persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com