Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/08/2014, 15:44 WIB

KOMPAS.com - Setiap wanita pasti mengalami keputihan. Hanya saja, keluhan atau kondisi keputihan bisa berbeda. Keputihan yang keluar dalam jumlah banyak selama masa subur, lalu berhenti, dan keluar lagi saat masa subur, terbilang normal.

Keputihan umumnya terjadi keluar sebelum dan sesudah haid, atau pada masa subur. Keluarnya cairan ini sebagai pertahanan dan memberi kelembapan pada area vagina.

Sebaliknya, wanita yang sama sekali tidak mengalami keputihan justru merupakan kondisi yang tak normal. Hal itu biasanya disebabkan gangguan hormon dan gangguan siklus haid.

Menurut dr Natalia Primadonna, SpKK, dokter spesialis kulit dan kelamin dari RS Royal Taruma Jakarta, banyak wanita, khususnya usia muda, tidak memahami dan merasa tidak mengalami keputihan. Padahal, di antara mulut rahim dan vagina, cairan keputihan sudah menumpuk alias overload . Cairan keputihan memang “suka” berdiam di area tersebut, begitu juga Bacterial Vaginosis . Setelah overload , cairan ini akan keluar.

Pada seseorang yang pernah berhubungan seksual, bisa jadi banyak cairan keputihan yang tidak keluar. “Ini berbahaya jika tak diobati. Tahu-tahu, kok, sulit punya anak? Ini karena cairan sperma terhambat oleh keputihan sehingga tidak bisa masuk ke mulut rahim,” paparnya.

Pemeriksaan sebaiknya dilakukan sebelum merencanakan memiliki momongan, karena jika terjadi setelah kehamilan, tidak bisa diobati saat itu juga. “Harus menunggu sampai melahirkan, karena obat yang dikonsumsi bisa berpengaruh ke janin,” kata Natalia.

Bisa Tak Bergejala

Keputihan yang tidak normal bisa disebabkan oleh Bacterial Vaginosis  (BV), jamur, atau parasit. Keputihan karena bakteri ini biasanya tanpa gejala . Saat diperiksa darah dan urin pun baik-baik saja. Namun, terasa tidak enak badan, meriang, atau lemas.

Sementara keputihan karena jamur ditandai gatal pada kemaluan dan keputihan karena parasit ditandai cairan berwarna hijau dan berbau busuk. BV adalah penyebab keputihan yang lebih sulit diobati karena keluhan biasanya diikuti oleh adanya bakteri lain.

Bila tidak diobati, bakteri yang ada di vagina akan masuk ke rahim atau dinding vagina sehingga menyebabkan infeksi. Bisa juga masuk ke saluran kencing dan kantong kencing hingga infeksi. Oleh karena itu, Natalia menyarankan, segeralah berobat jika ada keputihan di luar siklus normal.  (Nova/Hasto Prianggoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau