Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/08/2014, 14:02 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber SCMP

KOMPAS.com - Penggalangan dana untuk penyakit saraf amyotrhopic lateral sclerosis (ALS) dengan Ice Bucket Challenge akhir-akhir ini sedang menjadi tren di banyak orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Gerakan ini sebetulnya positif, selain mengumpulkan dana, menyiram badan dengan air es dimaksudkan untuk merasakan sensasi beku serta kesulitan bergerak seperti yang dialami oleh mereka yang menderita penyakit ALS. Namun, orang dengan risiko kesehatan tertentu dianjurkan untuk menghindari tantangan mandi es ini.

Para dokter di Hong Kong mengingatkan, orang yang "rentan" mungkin akan menghadapi risiko kesehatan ketika melakukan Ice Bucket Challenge. Asosiasi kedokteran di Hong Kong mengatakan, tantangan mandi es memiliki dampak serius untuk orang yang berada dalam kelompok rentan, termasuk orang berusia lanjut, ibu hamil, orang dengan penyakit jantung, dan mereka yang memiliki tekanan darah tinggi.

Ice Bucket Challenge sebenarnya merupakan sebuah gerakan yang diluncurkan di Amerika Serikat untuk menggalang dana bagi orang-orang yang memiliki penyakit ALS. Gerakan ini diikuti baik oleh berbagai kalangan, termasuk oleh tokoh-tokoh terkenal dan diunggah di internet sehingga menimbulkan efek viral yang cepat.

Presiden asosiasi, Dr Louis Shih Tai-cao, mengatakan, gerakan ini seharusnya diikuti dengan peringatan pada bahaya potensial dan perhitungan keselamatan. Pasalnya ada beberapa kondisi kesehatan yang membuat orang berisiko dalam melakukan tantangan tersebut.

"Kami pikir, orang dengan tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, orang usia lanjut, dan wanita hamil harus berhati-hati," ujarnya.

Saat mendapatkan siraman air es, orang yang termasuk kategori rentan tersebut berisiko mengalami shock karena tekanan darah turun tajam dan menyebabkan mereka pingsan.

"Suhu dingin mendadak dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba dan dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Beberapa laporan mengatakan, sebagian orang bahkan mengalami serangan jantung setelah disiram air es, meskipun mungkin keduanya tidak saling berkaitan secara langsung," jelas Shih.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) Moh Hasan Machfoed mengatakan, penyiraman dengan air es sebenarnya tidak terlalu mencerminkan apa yang dirasakan orang dengan ALS. Pasalnya penyiraman dengan air es tidak melumpuhkan saraf motorik yang menjadi sasaran dari ALS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau