KOMPAS.com — Sejumlah tokoh ternama, termasuk atlet, artis, hingga pengusaha, belakangan ini ramai-ramai ikut serta dalam tantangan mandi es (Ice Bucket Challenge). Dalam tantangan tersebut, orang yang ikut serta akan menerima siraman air es di kepalanya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan dana dan kesadaran publik pada penyakit amytrophic lateral sclerosis (ALS).
ALS yang dikenal juga dengan penyakit Lou Gehrig merupakan penyakit neurodegeneratif progresif yang menyerang sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang, khususnya saraf motorik. Tokoh terkenal yang diketahui menderita penyakit ini adalah Stephen Hawking.
Penyakit tersebut memang akan membuat saraf pada otot motorik atau pergerakan mengalami penuaan dan terus memburuk hingga memicu kematian saraf. Nah, ketika saraf motorik mati, kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan otot akan hilang sehingga penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
Nama amyotrophic berasal dari bahasa Yunani, "a" berarti tidak, "myo" berarti otot, dan "trophic" berarti nutrisi, sehingga secara harfiah dapat diartikan "tidak ada nutrisi saraf". Ketika saraf tidak mendapat nutrisi, maka saraf akan mengalami penyusutan. Pada ALS, area pada sumsum tulang belakanglah yang mengalami pengapuran.
Gejala awal ALS termasuk penurunan kekuatan saraf, khususnya yang melibatkan lengan dan tungkai, sehingga kita menjadi lemah berjalan atau tidak kuat memegang gelas atau pensil, misalnya. Jika bagian saraf menelan yang terkena, maka penderita akan kesulitan menelan atau kehilangan refleks batuk.
Saat otot tidak lagi menerima pesan dari saraf motorik untuk menjalankan fungsinya, otot pun mulai mengalami atropi atau penyusutan. Tungkai penderita ALS akan terlihat lebih kurus karena mengalami penyusutan jaringan otot.
Tubuh memiliki banyak jenis saraf yang dilibatkan dalam proses berpikir, mengingat, merasakan, penglihatan, pendengaran, dan fungsi tubuh lainnya. Pada ALS, saraf yang diserang adalah saraf motorik yang berfungsi untuk menghantarkan rangsang pada otot untuk melakukan gerakan. Gerakan yang dikontrol oleh saraf motorik, misalnya, gerakan memegang benda atau berjalan.
Sementara itu, otot jantung dan pencernaan luput dari serangan ini karena otot jantung tidak berada di bawah kendali saraf motorik. Seperti diketahui, otot jantung bergerak sendiri tanpa perintah yang disadari. Mudahnya, seseorang tidak bisa menahan detak jantungnya, tetapi bisa menahan napas, bukan? Artinya, bernapas merupakan aktivitas yang menjadi sasaran ALS.
Hingga kini 90 persen penyebab penyakit ini belum diketahui. Obat untuk menyembuhkannya juga belum ada. Hanya ada satu obat yang diizinkan, yaitu riluzole yang berfungsi memperlambat perburukan pernyakit.
Dengan tantangan mandi es, donasi untuk ALS meningkat tajam. Dalam beberapa minggu saja, Asosiasi ALS untuk mendapatkan 41,8 juta dollar AS, baik dari donor tetap maupun ribuan kontributor baru. Meski begitu, tantangan ini juga menuai banyak kritik karena dinilai boros air dan membuang-buang waktu.
"Kenapa harus menyiramkan air es di kepala di saat sebenarnya Anda bisa langsung saja menyumbang uang pada organisasi itu?" ujar seorang pengkritik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.