Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/09/2014, 07:24 WIB

KOMPAS.com - Keberanian aktris Angelina Jolie untuk mengakui tindakan pengangkatan payudaranya demi menghindari kanker ternyata membawa dampak positif. Kini, semakin banyak wanita yang peduli dan memeriksakan kesehatan payudaranya.

Jolie mengangkat kedua payudaranya (mastektomi) tahun lalu karena ia memiliki gen tertentu yang membuatnya beresiko 87 persen terkena kanker payudara. Ia melakukan ini karena berkaca pada pengalaman ibunya yang berjuang 10 tahun melawan kanker ovarium sebelum akhirnya meninggal dunia.

Publikasi mengenai tindakan istri Brad Pitt ini membuat banyak wanita semakin peduli akan riwayat kesehatannya dan melakukan pemeriksaan. Seperti diketahui, faktor keturunan berpengaruh 5 persen terhadap kejadian kanker payudara.

Baca juga: Dedi Mulyadi Cari Kades yang Marah soal Pembongkaran Bangunan Liar di Bekasi

"Efek Angelina Jolie sudah berlangsung cukup lama dan global," kata ketua peneliti Prof.Gareth Evans dari Universitas Manchester, Inggris.

Dalam penelitiannya ditemukan peningkatkan jumlah wanita yang memeriksakan dirinya di 20 klinik genetika di Inggris. Pemeriksaan yang banyak dilakukan adalah konseling genetik dan tes DNA untuk mengetahui mutasi kanker payudara.

"Angelina Jolie menyebutkan ia memiliki mutasi BRCA1 dan melakukan tindakan mastektomi untuk menurunkan risikonya terkena kanker. Tindakannya ini punya dampak sangat besar dibanding pengakuan selebriti lainnya, mungkin ini terkait dengan citranya sebagai wanita yang glamor dan kuat," kata Evans.

Baca juga: Demi Mudik Lebih Longgar, Menag Perpanjang Libur Lebaran Jadi 20 Hari, Ini Rinciannya

Dalam populasi umum, satu dari delapan wanita memiliki risiko terkena kanker payudara dalam hidupnya. Memang gen berpengaruh cukup besar. Wanita yang melakukan pemeriksaan sejak awal akan punya kesempatan untuk melakukan tindakan pencegahan sebelum penyakit tersebut terlanjur muncul.

Tindakan pencegahan bisa berarti melakukan pengangkatan payudara, mengonsumsi obat, dan perubahan gaya hidup seperti mengubah pola makan dan lebih banyak berolahraga.

Meski demikian, tindakan pengangkatan payudara tak menjamin seseorang terhindar dari kanker. "Memang risiko seseorang yang memiliki mutasi gen BRCA1 atau BRCA1 untuk kena kanker lebih besar, tapi operasi pencegahan belum tentu tepat untuk tiap orang," kata Lester Barr, kepala Genesis Breast Cancer Prevention.

Baca juga: Remaja Bakar Kereta karena Tak Mau Bayar Tiket, Sebabkan KAI Rugi Rp 6,9 Miliar

Walau mastektomi merupakan tindakan pencegahan paling efektif, tetapi Barr menyebutkan pilihan terapi lain harus dipertimbangkan, misalnya mengonsumsi obat.

Jolie bukan satu-satunya pesohor yang menularkan kebiasaan sehat. Tingkat kunjungan untuk pemeriksaan kanker serviks sempat meningkat di tahun 2008 dan 2009 setelah selebriti Jade Goody didiagnosis terkena kanker serviks dan meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau