Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Campuran Madu dan Kotoran Hewan Pernah Jadi Alat Kontrasepsi

Kompas.com - 25/09/2014, 14:51 WIB
Kevin Sanly Putera

Penulis

Sumber Dailymail

KOMPAS.com - Jika Anda sering merasa malas untuk minum pil KB secara teratur atau memakai alat kontrasepsi lainnya, bayangkan jika Anda hidup di zaman Mesir kuno. Wanita di masa itu memanfaatkan kotoran buaya atau testis binatang sebagai pencegah kehamilan.

EngenderHealth, sebuah organisasi nonprofit untuk kesehatan wanita, baru-baru ini membuat video yang menceritakan tentang sejarah alat kontrasepsi sejak tahun 3051 SM.

Alat kontrasepsi yang pernah digunakan pada zaman Mesir kuno antara lain campuran kotoran buaya dan madu. Mereka percaya komposisi itu mengandung spermisida, zat kimia yang dapat membunuh sperma. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks.

Tak kalah unik, di abad pertengahan Eropa, para wanita mencoba mencegah kehamilan dengan mengikatkan testis berang-berang di kaki mereka saat berhubungan seksual. Apakah "metode KB" tersebut berhasil? Tidak.

Ada juga usaha mencegah kehamilan dengan "kontrasepsi" oral. Wanita di Perancis pada tahun 1600-an harus minum jus bawang putih untuk mencegah kehamilan. Di belahan dunia lain, wanita Kanada di masa yang sama menggunakan campuran testis berang-berang darat dan whisky.

Dari semua alat kontrasepsi konvensional itu, salah satu yang paling berbahaya adalah yang digunakan para wanita Yunani kuno. Mereka meminum air limbah pandai besi yang mengandung timah. Padahal, timah bersifat racun bagi tubuh.

Di tahun 1800-an mulai dirintis penggunaan kondom. Awalnya wanita Eropa memasukkan sejenis tudung jari logam ke vaginanya untuk menghambat sperma yang masuk. Tetapi selama ratusan tahun kemudian dipakailah semacam kondom yang dibuat dari usus babi.

Alat kontrasepsi lain yang digunakan di Amerika tahun 1960-an adalah minuman soda. Para wanita menggunakan soda untuk membilas vagina mereka setelah hubungan seks untuk menyingkirkan sperma. Padahal itu tidak ada gunanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com