Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2014, 16:44 WIB

TANYA:

Dok, saya seorang ibu dengan 3 orang anak dan mengalami kerusakan gigi yang parah (bahkan sampai ompong). Yang jadi pertanyaan, apakah kerusakan gigi tersebut bisa menurun ke anak-anak saya, mengingat kondisi ayah saya juga mengalami hal yang sama. Belakangan ini saya berniat memperbaiki gigi saya (memasang gigi implan) tapi saya ingin tahu gimana prosedur pemasangannya? makasih ya dok.....
Elly Jahroni (34), Jakarta

JAWAB:
Ibu Elly di Jakarta,
Risiko seorang anak untuk mengalami kerusakan gigi memang dapat dipengaruhi oleh orang tuanya. Seperti apa bentuk pengaruhnya, untuk lebih jelasnya akan saya paparkan berikut ini.

1. Ibu atau pengasuh anak yang memiliki lubang gigi dalam 1 tahun terakhir.
Hal ini menandakan terdapatnya bakteri aktif untuk merusak gigi di dalam rongga mulut ibu atau pengasuh anak. Jika ibu atau pengasuh anak memiliki kebiasaan menyendokkan makanan ke mulutnya sendiri sebelum diberikan ke anaknya, kemungkinan akan mengalami perpindahan bakteri dari rongga mulut ibu atau pengasuh ke anak tersebut. Sehingga, resiko untuk terjadinya gigi berlubang pada anak semakin meningkat.

2. Kurangnya pengetahuan orang tua atau pengasuh anak mengenai kesehatan gigi.
Akibat kurangnya pengetahuan orang tua atau pengasuh anak mengenai kesehatan gigi, maka frekuensi, cara, dan waktu menyikat gigi yang tepat tidak akan diajarkan ke anak. Begitu pula pentingnya penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor, dosis pemakaian pasta gigi, serta perlunya aplikasi fluor tidak akan diterapkan ke anak.

3. Orang tua atau pengasuh anak tidak rutin kontrol ke dokter gigi.
Hal ini menandakan bahwa kesehatan gigi dan mulut bukan prioritas utama, sehingga dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya gigi berlubang atau penyakit lainnya di dalam mulut.

4. Faktor genetik yang mempengaruhi gangguan produksi air liur pada anak.
Jika orang tua mewariskan genetik penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi produksi aliran air liur di rongga mulut anak, maka hal tersebut akan mempengaruhi terjadinya gigi berlubang pada mulut anak. Sebab salah satu faktor pembentukan gigi berlubang adalah kurangnya aliran air liur.

Kesimpulannya, kebiasaan dan pengetahuan mengenai kesehatan gigi, serta faktor genetik dari orang tua-lah yang dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak.

Sedangkan faktor lainnya yang mempengaruhi seseorang mengalami kerusakan gigi, antara lain:
1. Frekuensi anak makan camilan lebih dari 3 kali sehari, diluar makan utamanya.
2. Anak mengalami gangguan produksi air liur, akibat pengobatan asma, kanker, dan sebagainya.
3. Anak tetap menggunakan botol susu untuk minum minuman lain yang manis selain susu.
4. Anak tetap menghisap botol berisi susu pada saat tidur.
5. Terdapat plak, titik keputihan pada email gigi, serta gusi berdarah pada rongga mulut anak.
6. Saat ini anak sedang menggunakan kawat gigi lepasan, permanen, dan sebagainya.
7. Anak memiliki masalah perkembangan pada fisik atau mentalnya.

Untuk pertanyaan selanjutnya, bagaimana prosedur pemasangan implan gigi? Secara ringkasnya, pemasangan implan dimulai dengan pembiusan lokal, selanjutnya dilakukan penanaman implan ke dalam tulang rahang. Setelah masa penyembuhan luka paska penanaman implan (kurang lebih 4 bulan), dilakukan persiapan pemasangan mahkota giginya.

Lebih lengkapnya Anda dapat berkonsultasi langsung kepada dokter gigi yang kompeten untuk melakukan implan gigi. Demikian ibu Elly, semoga informasinya bermanfaat.
Salam gigi sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau