Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2014, 11:00 WIB

KOMPAS.com - Di tengah kesibukan, kita sering menahan untuk tidak berkemih dengan alasan ‘tanggung’ atau menahan pipis karena toilet kotor. Sebaiknya jangan biasakan menahan kencing karena bisa menyebabkan infeksi.

Menurut dr. Sudung O.Pardede, Sp.A(K), saat menahan kencing, air yang seharusnya keluar akan ditampung di kandung kemih. Dalam kandung kemih terdapat otot-otot yang menahan air. Sehingga saat dia terisi oleh air, ia akan memberikan sensasi ingin berkemih kalau sudah penuh.

"Sekali dua kali menahan masih biasa. Tapi, kalau ditahan secara terus menerus air yang seharusnya keluar dan air dari atas yang selalu masuk, maka air yang terdapat di kandung kemih akan naik ke atas kembali menuju ginjal. Ini berbahaya karena urin mengandung bakteri,” katanya dalam acara media edukasi Hidrasi Sehat pada Anak di Jakarta (8/10/14).

Bakteri yang masuk ke ginjal ini bisa menyebabkan infeksi, bahkan gagal ginjal.

Kandung kemih yang sehat mampu menjaga keadaan saluran kencing dengan mengeluarkan urin secara teratur dan bebas bakteri. Terkadang, jika kita menahan berkemih terlalu lama saat dikeluarkan urin jadi sedikit jumlahnya, bahkan disertai nyeri dan ngilu. Awam menyebut kondisi itu dengan anyang-anyangan.

"Anyang-anyangan bisa disebabkan oleh dua hal, karena dehidrasi dan juga karena infeksi saluran kemih. Jika anyang-anyangan hilang setelah minum, maka itu tak jadi masalah. Tapi bisa juga yang disebabkan oleh bakteri," katanya.

Bakteri penyebab infeksi saluran kencing adalah bakteri yang berasal dari rektum atau anus yang dengan leluasa berpindah ke uretra. Wanita lebih rentan mengalami infeksi ini karena secara anatomis uretra wanita lebih pendek.

Oleh sebab itu wanita harus ekstra menjaga kebersihan organ kewanitaannya. Jika tidak, akan menjadi lahan subur bagi kuman dan bakteri. (Eva Erviana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com