Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelahiran Prematur, Penyebab Utama Kematian Balita di Dunia

Kompas.com - 18/11/2014, 09:10 WIB

KOMPAS.com - Setiap hari, lebih dari 3000 anak berusia kurang dari 5 tahun meninggal karena komplikasi kelahiran prematur. Ini berarti, kelahiran prematur merupakan penyebab utama kematian anak di seluruh dunia.

Studi teranyar di jurnal Lancet menemukan bahwa 1,1 juta kematian di tahun 2013, sekitar 965.000 diantaranya adalah karena penyebab langsung kelahiran prematur, di mana bayi meninggal 28 hari setelah dilahirkan.

Sementara itu, 125.000 kematian lainnya terjadi ketika bayi berusia antara 1 bulan sampai 5 tahun. Secara umum, tingkat kematian anak berusia kurang dari 5 tahun menurun sejak tahun 2000. Hal ini berkat vaksin, antibiotik, dan kemajuan pengobatan sehingga kematian akibat pneumonia, cacar, dan penyakit lain bisa ditekan.

"Keberhasilan yang kita lihat dalam upaya melawan penyakit infeksi menunjukkan bahwa kita juga bisa berhasil jika mau melakukan investasi dalam pencegahan dan perawatan bayi prematur," tulis peneliti.

Hal pertama yang harus diketahui tentu saja mencari penyebab kelahiran prematur. Obesitas, tekanan darah tinggi, serta kehamilan di usia lanjut, adalah faktor-faktor risiko bayi lahir kurang bulan. Meski demikian, penyebab utama kelahiran prematur sebenarnya masih misteri.

Negara dengan tingkat kelahiran prematur paling tinggi adalah India, diikuti oleh Nigeria dan Pakistan. Bahkan di negara maju seperti AS, angka kelahiran prematur masih cukup tinggi, yakni mencapai 17,4 persen.

Di Indonesia sendiri, penyebab terbesar kematian anak berusia kurang dari 5 tahun adalah diare dan radang paru (pneumonia).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau