Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2015, 17:53 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Berdasarkan data riset kesehatan dasar Indonesia tahun 2013, di Indonesia baru 59,8 persen rumah tangga yang memiliki akses sanitasi yang layak. Posisi terendah ditempati oleh provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu hanya 30.5 persen. Padahal, target pemenuhan akses sanitasi  yang layak dalam Millennium Development Goals (MDG) tahun ini harus mencapai setidaknya 62,41 persen.

Wilayah NTT pun perlu perhatian khusus. Sanitasi merupakan salah satu bagian yang harus dibenahi untuk mewujudkan masa depan yang sehat bagi-anak-anak kelak.

“Masih banyak sekali anak-anak yang belum tahu dari segi edukasi mengenai sanitasi,” ujar Tasman Muda, Senior Manager Save The Children untuk Sumba dalam acara Project Sunlight di Jakarta, Selasa (3/2/2015).

Menurut Tasman, pengetahuan mengenai sanitasi perlu diajarkan sejak dini untuk membentuk kebiasaan yang baik kemudian hari. Save the Children pun mendapatkan dukungan dari Project Sunlight yang digelar Unilever untuk pembangunan sanitasi yang layak di NTT, tepatnya di wilayah Sumba Barat.

Di Sumba Barat diketahui 47,75 persen rumah tangga masih membuang air besar di tempat terbuka. Mereka yang tidak memiliki akses ke jamban atau toilet akan membuang air besar sembarangan, seperti di ladang, kebun, sungai, hingga pantai. Tempat tersebut dapat menjadi sarang penyakit dan lingkungannya tercemar.

Selain itu, 66 persen sekolah dasar yang memiliki akses air bersih dan hanya 51 persen sekolah yang memiliki fasilitas jamban atau toilet. Menurut Tasman, kondisi sanitasi yang buruk tersebut dapat memengaruhi prestasi anak-anak Sumba di sekolah. Banyak anak-anak di Sumba yang sakit diare. Hal ini pun didukung data yakni, hanya 18,3 persen anak-anak yang mengerti bagaimana cara mencegah diare dan hanya 24,1 persen yang mencuci tangan mereka dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air besar.

Head of Corporate Communications PT Unilever Indonesia Maria Dewantini Dwianto mengatakan, dukungan Project Sunlight akan diberikan untuk membangun fasilitas sanitasi di 21 sekolah yang ada di Sumba Barat serta memberikan edukasi sanitasi kepada sekitar 4600 anak-anak di Sumba Barat.

“Edukasi yang kita berikan melalui anak-anak karena mereka adalah agen perubahan. Project Sunlight ini pun bertujuan menciptakan masa depan sehat untuk generasi mendatang. Dalam waktu dua bulan, Project Sunlight sudah mengumpulkan 8 juta dukungan dari masyarakat,” terang Maria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com