Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/02/2015, 13:47 WIB

KOMPAS.com - Hujan yang belum berhenti sejak kemarin (8/2/14) membuat sejumlah wilayah di Jabodetabek kebanjiran. Waspadai sejumlah penyakit yang biasanya mengalami peningkatan setelah musim hujan dan banjir melanda.

Limbahan banjir bisa mencemari sumber air warga yang dangkal. Penggunaan air yang tercemar bisa memicu diare, muntaber, dan juga gatal-gatal. Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta tahun 2014, terdapat 53.689 orang yang berobat ke Puskesmas di DKI Jakarta akibat terserang diare selama musim hujan dan terjadinya banjir.

Kotoran dan kencing tikus yang tercampur banjir juga rentan menyebarkan bakteri Leptospira, penyebab leptospirosis. Menurut dokter spesialis kulit Amaranila Lalita Drijono, bakteri leptospira dapat masuk melalui kulit yang terluka jika terkena genangan air yang telah tercemar kencing tikus.

“Sekecil apapun luka, kuman bisa masuk. Bisa lewat mata dan juga mulut. Tapi paling sering melalui kulit,” ujar Nila, penggagas komunitas Bersih Nyok! di Jakarta beberapa waktu lalu.

Gejala leptospirosis di antaranya demam, pusing, dan nyeri pada perut. Jika tidak segera ditangani, leptospirosis bisa menyebabkan penyakit kuning hingga kematian. Oleh karena itu sebaiknya hindari air banjir, terutama jika ada luka.

Potensi penyakit lain yang bisa muncul dan menular adalah demam berdarah dan chikunguya yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti. Sementara itu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang disebabkan oleh bakteri,virus, dan mikroba lain, juga rentan dialami, terutama akibat turunnya daya tahan tubuh dan lingkungan yang dingin serta lembab.

Gangguan lain jarang disadari adalah stres. Gangguan ini bukan hanya dialami oleh orang yang rumahnya kebanjiran sehingga terpaksa mengungsi, tapi juga orang yang terjebak kemacetan akibat banjir di mana-mana. Stres bisa memicu makin turunnya daya tahan tubuh.

Penyebaran penyakit ini bisa dicegah dengan memperhatikan faktor kebersihan lingkungan, menjaga asupan makanan, dan ketersediaan air bersih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau