Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2015, 07:15 WIB
Kontributor Health, Diana Yunita Sari

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Pernah menghitung berapa banyak asupan gula yang dikonsumsi sehari? Kalau pernah dan kemudian mengatakan, “sepertinya nggak banyak”, ada baiknya mulai menghitung ulang. Bisa jadi, yang dianggap tidak banyak itu malah sudah melebihi dari yang direkomendasikan. 

Sekarang, mari berhitung. Kalau pagi hari sudah menyantap satu mangkuk sereal sarapan, siang hari minum satu kaleng minuman bersoda, dan malam hari makan yoghurt manis, maka asupan gula yang dikonsumsi sudah sekitar 15 sendok teh. Banyak kan? Jumlah ini menjadi banyak mengingat satu kaleng minuman soda bisa mengandung hingga 40 gram (sekitar 10 sendok teh) gula.  

Asupan gula tersebut 15 sendok teh per hari ini sudah lebih dari yang dianjurkan. Panduan terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pengurangan jumlah asupan gula kurang dari 10 persen dari asupan energi harian. Ini sekitar 50 gram atau setara dengan 12 sendok teh gula bagi orang dewasa.

Akan lebih baik lagi bila asupannya kurang dari 5 persen. Karena dapat membantu mencegah penyakit kronis yang dihubungkan dengan diet yang buruk seperti penyakit jantung, kanker, dan diabetes. 

Menurut Dr. Francesco Branca, direktur dari WHO’s Department of Nutrition for Health and Development, “Alasan memfokuskan pada gula adalah karena melihat hubungan dengan penambahan berat badan dan obesitas yang menjadi perhatian utama publik untuk banyak negara.”

Sebagai gambaran saja, konsumsi gula global rata-rata harian sekitar 58 gram per orang di tahun 2003 menjadi 63 gram di tahun 2013, lebih dari 10 persen. 

Rekomendasi yang diberikan WHO mencakup gula bebas seperti glukosa dan fruktosa serta sukrosa maupun gula meja yang ditambahkan pada olahan makanan dan minuman. Namun tidak mencakup gula yang dijumpai secara alami pada buah segar, sayur, serta susu. 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com