Para pria ternyata secara khusus tertarik pada wanita yang memiliki lekuk bokong 45 derajat, mulai dari bagian atas sampai bawah bokong.
Survei mengenai ketertarikan pria akan bagian tubuh wanita ini dilakukan terhadap 300 responden pria. Mereka ditunjukkan gambar siluet lekukan tubuh wanita dari berbagai sudut. Kemudian para responden menilai gambar-gambar tersebut berdasarkan mana yang dianggap paling menarik.
Pada zaman manusia purba, lekukan seperti itu akan memberi banyak keuntungan bagi wanita saat hamil, antara lain mencegah cedera dan nyeri otot.
"Wanita zaman purba yang memiliki bentuk bokong berlekuk memiliki banyak keuntungan karena ia bisa tetap mengumpulkan bahan makanan selama hamil dan bisa menjalani kehamilan kembar tanpa berisiko cedera pinggul," kata Dr David Lewis, ahli psikologi yang meneliti mengenai hal ini.
Pinggul berlekuk dan bokong dianggap sebagai "bank lemak" yang bisa menjadi bahan bakar perkembangan otak bayi. Ini karena bagian lemak ini kaya akan DHA yang penting bagi komponen otak manusia. Demikian menurut penelitian.
Lemak yang disimpan di sekitar bokong juga akan memberikan energi ekstra untuk bayi saat mereka sedang dalam masa menyusui. Pasalnya, selama menyusui, tubuh seorang wanita akan membakar kalori lebih banyak.
Akan tetapi, itu adalah alasan-alasan pada zaman purba yang terus terekam di otak manusia hingga saat ini. Pada era internet seperti sekarang, alasan ketertarikan tersebut telah berevolusi menjadi dianggap sebagai sesuatu yang seksi.
Lihat saja bagaimana fenomena selebriti berbokong besar, seperti JLo atau Kim Kardashian, telah membuat para wanita jadi terobsesi memiliki bentuk fisik serupa. Bagi wanita yang terlahir dengan bentuk bokong rata, banyak yang memilih jalan operasi plastik.
Temuan lain dalam penelitian, massa tambahan di bagian bokong akan menambah lekukan tulang belakang wanita. Lengkungan tulang belakang (di bagian atas bokong) dianggap lebih menarik dibanding bokong itu sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.