Menurut drg.Ratu Mirah Afifah, Head of Professional Relationship Oral Care PT.Unilever Indonesia, penyakit diabetes akan membuat kadar gula dalam mulut tinggi. "Akibatnya bakteri mudah berkembang biak. Selain itu diabetes melitus juga membuat mulut menjadi kering sehingga proses membersihkan sisa-sisa makanan menjadi berkurang. Timbunan plak pun semakin banyak," katanya dalam acara media gathering di Sentul, Bogor, Kamis (19/3/15).
Diabetes melitus juga diketahui akan menyebabkan infeksi ke bagian gusi dan tulang penyangga gigi. Akibatnya risiko menderita gigi berlubang dan penyakit gusi semakin besar.
Ditambahkan oleh dr.Rochsismandoko, Sp.PD, orang yang menderita diabetes beresiko dua kali lipat mengalami penyakit gusi (periodontis).
"Jika penderita diabetes merokok maka risikonya naik sampai 20 kali. Selain itu data menunjukkan sepertiga pasien diabetes melitus menderita penyakit gusi berat. Dan satu dari lima pasien yang sakit gusi adalah penderita diabetes," kata dokter dari RS.Betshaida Serpong, Tangerang, ini.
Rochsismandoko menjelaskan, kerusakan gigi yang parah bisa menyebabkan bakteri dapat masuk ke aliran darah dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Kemudian sel sistem kekebalan tubuh yang rusak melepaskan sejenis protein yang disebut sitokin.
"Sitokin inilah penyebab kerusakan sel pankreas penghasil insulin, sehingga terjadi diabetes. Jadi sebenarnya tidak jelas mana dulu yang menyebabkan, apakah diabetes menyebabkan penyakit gusi atau penyakit gusi memicu diabetes," kata Rochsismandoko.
Oleh karena itu penderita diabetes wajib menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Memperhatikan asupan kalori pada penderita diabetes bukan hanya berdampak pada pengendalian gula darah tapi juga menekan risiko kerusakan gigi dan mulut.
"Begitu seseorang terdiagnosis diabetes melitus, tim edukator di rumah sakit biasanya akan membersihkan saran menjaga kadar gula darah dan kesehatan, termasuk menjaga kebersihan gigi dan mulut," kata Rochsismandoko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.