Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bau Mulut Bisa Jadi Pertanda Diabetes Tipe 1 pada Anak

Kompas.com - 16/03/2015, 07:15 WIB

KOMPAS.com - Untuk mendiagnosis penyakit diabetes diperlukan pemeriksaan sampel darah. Tetapi cara tersebut sering memberi pengalaman trauma bagi sebagian anak. Kini dikembangkan suatu cara sederhana untuk mengetahui adanya diabetes, yakni lewat bau napas.

Bau napas yang tidak enak dan agak berbau manis merupakan salah satu efek samping dari diabetes. Peneliti dari Universitas Oxford Inggris, Profesor Kimia Gus Hancock mengatakan, hal tersebut terjadi karena penumpukan zat kimia yang disebut keton dalam darah pasien.

"Bau manis keton tertentu yang dikeluarkan disebut dengan aseton. Dokter sering mencium bau ini dari pasiennya yang berada dalam kondisi ketoasidosis diabetik dan ini bisa digunakan sebagai diagnosis awal, "kata Hancock.

Para peneliti Inggris mengatakan mereka telah mengembangkan alat analisa bau mulut portable yang dapat mendeteksi aseton walaupun pada jumlah yang sangat kecil dalam napas pasien.

CEO of Oxford Medical Diagnostics, Ian Campbell, mengatakan itu bukan tugas yang mudah, karena nafas mengandung jutaan molekul senyawa, sementara untuk melakukan pendeteksian dalam tes ini hanya dibutuhkan salah satu dari senyawa yang ada.

"Dengan alat ini subyek diminta untuk meniup ke dalam alat, lalu akan diekstrak senyawa organik yang keluar dan mudah menguap, dalam hal ini aseton. Kami kemudian melepaskan molekul yang tertarik ke dalam rongga untuk melakukan pengukuran, "kata Campbell.

Portable breath analyzer hanya dapat digunakan sebagai alat deteksi pertama, dan tetap harus dikonfirmasi dengan tes darah yang akurat. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau