Dalam sebuah penelitian di Cina, dibuktikan fitur wajah lebih bisa diandalkan daripada tes darah dalam mendeteksi pengaruh gaya hidup terhadap terjadinya penuaan. Lewat titik tertentu di wajah, bisa diketahui apakah seseorang adalah perokok, peminum, atau seberapa cepat ia akan menua.
Titik atau fitur tersebut antara lain pelebaran mulut, hidung menonjol, bibir atas kendur, gusi menyusut, dan sudut mata terkulai. Cara melihatnya tentu tidak dengan mata telanjang, tetapi lewat sebuah program komputerisasi.
Menurut seorang profesor di University of Illinois Chicago's School of Public Health, Jay Olshansky, cara ini merupakan bagian dari teknologi mutakhir yang bertujuan memperkirakan harapan hidup dan menilai faktor risiko kesehatan hanya dengan memindai wajah seseorang.
"Banyak sekali risiko faktor penyakit dapat terlihat dari wajah Anda," ujar Olshansky, "Anda juga bisa mengidentifikasi lokasi yang tepat di wajah di mana risiko itu timbul."
Olshansky memprediksi bahwa perusahaan asuransi sebenarnya dapat menggunakan teknologi seperti itu untuk memperbaiki perjanjian asuransi jiwa, karena memprediksi masa depan kesehatan seseorang dengan scan wajah lebih sederhana daripada menggunakan tes darah yang kompleks.
"Pemeriksaan darah, uang yang dikeluarkan, kebanyakan hanya membuang uang dan waktu. Anda bisa mengetahui seluruh risikonya dalam cara yang lebih sederhana dari kombinasi analisis wajah dan menanyakan pertanyaan yang tepat," paparnya.
Dalam penelitian baru ini, para peneliti di Chinese Academy of Science mengumpulkan citra wajah 3 dimensi dari 332 orang keturunan Cina berusia 17 hingga 77 tahun. Berdasarkan data ini, mereka mengonstruksi model perkiraan usia untuk menghasilkan sebuah peta penuaan wajah manusia yang mengenal pola tertentu dari penuaan, bersumber dari fitur wajah yang spesifik.
Mereka menemukan bahwa hingga usia 40 tahun, orang dengan kronologi usia yang sama dapat dibedakan usia wajahnya hingga 6 tahun. Bagi yang berusia di atas 40 tahun, rentang variasi usia wajahnya bahkan lebih luas.
"Dalam ilmu penuaan, kita tahu bahwa orang-orang yang terlihat muda untuk usianya ternyata mengalami penuaan lebih lambat. Mereka terlihat lebih muda karena mungkin sebenarnya mereka lebih muda. Satu tahun waktu itu dicocokkan dengan sesuatu yang lebih sedikit daripada waktu biologis. Ini nyata, kita bisa melihatnya," terang Olshansky.
Peneliti membandingkan hasil pindai wajah dengan hasil uji darah yang diambil dari partisipan. Mereka pun menemukan usia yang diperkirakan berdasarkan fitur wajah lebih akurat daripada pemeriksaan darah untuk kolesterol, asam urat, dan protein darah albumin.
Hasil ini sejalan dengan apa yang diketahui dokter tentang bagaimana usia dapat mempengaruhi wajah seseorang. Demikian disampaikan oleh kepala American Society of Plastic Surgeons' Public Education Committee, Anne Taylor.
"Bibir kita menyusut, dan jarak antara hidung dan bibir meningkat seiring bertambahnya usia," terang Taylor. "Ada alasan di balik perkataan 'gigi semakin panjang' karena gusi kita menyusut seiring bertambahnya waktu, maka gigi kita akan semakin terlihat."
Fitur wajah juga mengungkapkan bukti kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan Anda. Perokok cenderung keriput di sekitar mulut, disebabkan oleh mengkerucutkan bibir secara konstan saat merokok. Sementara itu, peminum mengalami perubahan hidung (hidung seperti aktor W.C. Fields yang mengalami rosacea dengan rhinophyma), yakni merah dan bulat di ujung hidung.
Olshansky mencatat, para peneliti saat ini sedang mengeksplorasi cara penyakit diabetes, obesitas, penggunaan obat-obatan, dan kebiasaan merugikan lainnya yang dapat mempengaruhi penuaan wajah.
Meskipun temuan di Cina ini cocok dengan apa yang diketahui tentang penuaan wajah, presiden American Academy of Facial, Plastic and Reconstructive Surgery, Dr Stephen Park mengatakan mereka membutuhkan verifikasi melalui penelitian lanjutan.
Ia berpendapat, penelitian baru ini tidak bisa menunjukkan apakah beberapa orang secara fisik mengalami penuaan lebih cepat daripada usia mereka, karena peneliti tidak menyertakan grup kontrol untuk perbandingan.
"Tidak adil jika mengatakan beberapa secara fisiologis mengalami penuaan lebih cepat atau lebih lambat daripada usia kronologis mereka, karena mereka menggunakan data dari para partisipan untuk memastikan kelompok usia seharusnya terlihat seperti apa," papar Park. (Purwandini Sakti Pratiwi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.