JAKARTA, KOMPAS.com - Coronary Artery Bypass Graft (CABG) atau yang dikenal dengan operasi jantung bypass merupakan salah satu penanganan medis untuk pasien penyakit jantung koroner. Operasi bypass berarti membuat jalan pintas atau saluran baru untuk mengganti saluran yang tersumbat agar suplai darah ke jantung menjadi lancar.
Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardio Vaskular, Maizul Anwar mengatakan bypass mulai banyak dilakukan pada pasien jantung koroner. Menurut dia, operasi bypass bisa menjadi pilihan jika tidak bisa dilakukan operasi dengan pemasangan ring (stent) atau jika perlu pemasangan ring yang sangat banyak.
“Misalnya harus dipasang tiga sampai lima ring, ya lebih baik bypass saja. Pasang banyak ring bisa jadi lebih mahal juga,” kata Maizul dalam diskusi di Siloam Hospital Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (14/4/2015).
Maizul mengatakan, operasi bypass sangat baik dilakukan pada pasien yang mengalami penyempitan di batang utama kiri jantung. Operasi jantung bypass pun bisa dilakukan dalam keadaan darurat maupun direncanakan.
“Darurat itu jika serangan jantung pada 6 jam pertama mesti dilakukan kateterisasi, tapi kalau setelah itu tidak menjadi baik, kemungkinan bisa di bypass,” terang Maizul.
Menurut dia, dibanding pemasangan ring, operasi bypass lebih tahan lama sehingga pasien tidak perlu lebih sering bolak-balik ke rumah sakit. Selain itu, risiko terjadi penyumbatan kembali lebih kecil.
“Kalau bypass, risikonya rata-rata mortalitas 1 persen. Kemudian ada stroke, gangguan ginjal juga kurang dari 1 persen,” kata Maizul yang merupakan Ketua Siloam Heart Institute itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.