Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk dengan Glukosamin Efektif Atasi Gangguan Sendi?

Kompas.com - 09/05/2015, 09:00 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

 
KOMPAS.com - Gangguan sendi juga disebabkan oleh menipisnya tulang rawan di daerah persendian akibat penuaan. Sementara, kini banyak produk yang mengklaim mampu memperbaiki kondisi itu. Produk-produk tersebut rata-rata mengandung glukosamin
 
Menurut dokter spesialis ortopedi RS Premier Bintaro Sapto Adji Hardjosworo, produk-produk glukosamin yang mengklaim mampu memperbaiki kondisi sendi sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Pasalnya, untuk mencapai bagian sendi dan memperbaiki kondisi tulang rawan yang melapisi sendi, harusnya akan sangat banyak glukosamin yang dikonsumsi.
 
Sementara produk glukosamin rata-rata dikonsumsi dengan cara diminum, baik dalam produk susu atau suplemen, ataupun produk oles seperti salep. Glukosamin dalam produk-produk tersebut belum tentu benar-benar dapat memulihkan kondisi sendi yang tulang rawannya sudah terkikis.
 
"Maka dari itu, biasanya penggunaan produk glukosamin tidak terlalu disarankan. Kalaupun iya, penggunaannya akan diuji coba selama tiga bulan, bila tidak ada hasil, sebaiknya dihentikan," ujarnya saat diwawancarai beberapa waktu lalu di Tangerang Selatan.
 
Tiga bulan adalah waktu standar uji coba sebuah produk bukan obat, misalnya suplemen. Biasanya setelah tiga bulan akan terlihat manfaat dari produk tersebut.
 
Glukosamin sebenarnya merupakan bahan penyusun tulang rawan pada sendi. Seiring bertambahnya usia, tulang rawan akan menipis, sehingga konsumsi produk-produk glukosamin diharapkan dapat memperbaiki kondisi tersebut.
 
Akan tetapi, tulang rawan pada sendi adalah bagian tubuh yang sangat sedikit dialiri darah karena minim pembuluh darah. Sehingga glukosamin yang dikonsumsi akan sulit mencapai bagian tersebut.
 
Meskipun risiko pengikisan tulang rawan sendi pasti meningkat seiring bertambahnya usia, namun dengan menghindari aktivitas-aktivitas tertentu, risiko ini akan semakin kecil dan baru terjadi di usia yang lebih tua. Aktivitas itu antara lain turun tangga, berlari, dan aktivitas dampak tinggi lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau