"Perokok di atas usia 15 tahun meningkat termasuk perempuan yang meningkat akhir-akhir ini. Mengapa merokok?" kata Nila dalam acara Second Indonesian Conference on Tobacco or Health di Jakarta, Kamis (28/5/2015).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, perokok di Indonesia meningkat pada kelompok usia di atas 15 tahun, yaitu 34,2 persen (2007), 34,7 persen (2010), dan data terakhir mencapai 36,3 persen (2013). Adapun perokok wanita mengalami peningkatan dari 4,1 persen jadi 6,7 persen.
Diperkirakan sekitar 6,3 juta wanita di Indonesia yang merokok. Perempuan turut menentukan kualitas generasi penerus bangsa. Perempuan yang sehat dengan tidak merokok dapat melahirkan anak yang sehat dan berkualitas.
Menurut Nila, perlu edukasi sejak dini pada perempuan di sekolah mengenai bahaya rokok dan hidup sehat. "Kita harus hidup sehat, makan dengan gizi seimbang, tidak merokok dan tidak minum alkohol," jelasnya.
Nila mengatakan, tingginya angka perokok pun membuat kasus penyakit tidak menular di Indonesia juga meningkat. Padahal pengobatan penyakit tidak menular memakan biaya tinggi.
Menurut Nila edukasi bahaya rokok bagi kesehatan harus terus menerus dilakukan untuk melawan banyaknya iklan rokok. Ruang gerak para perokok pun harus dipersempit dengan memperbanyak kawasan tanpa rokok (KTR).
"Makin banyak ajakan, iklan, atau promosi yang kencang untuk merokok. Ini dilematis bagi kita," katanya.
Menurut penasehat Komnas Pengendalian Tembakau Kartono Muhammad, hambatan untuk mengurangi prevalensi merokok di seluruh dunia hampir sama. Sering kali terjadi pembelokan isu yang mengaitkan pengendalian rokok dari sisi ekonomi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.