Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, jumlah wanita yang merokok tertinggi adalah di Papua, yaitu 4,7 persen. Kabupaten tertinggi di Papua dengan jumlah wanita yang merokok, yaitu Boven Digoel, yaitu 28,1 persen. Sementara itu, paling rendah di provinsi Aceh 0,6 persen.
Penelitian ini melibatkan 33 provinsi di seluruh Indonesia. Sayangnya, belum ada penelitian lebih lanjut mengapa jumlah tertinggi di Papua, bukan di Jakarta misalnya.
"Belum ada penelitian lebih lanjut soal itu. Kemungkinan besar karena aksesnya mudah, kebiasaan, atau budaya di Papua," kata Peneliti Balitbangkes Nunik Kusumawardani dalam diskusi di Gedung Balitbangkes, Jakarta, Rabu (29/4/2014).
Nunik menduga, saat penelitian, responden wanita di Jakarta banyak yang tidak mengakui bahwa dirinya merokok sehingga mendapatkan data yang lebih rendah.
Untuk laki-laki, jumlah perokok tertinggi berada di Gorontalo, yaitu 63,2 persen dan yang terendah justru di Papua, yaitu 37 persen. Sementara itu, konsumsi tertinggi adalah rokok kretek sebesar 80,4 persen.
Nunik mengungkapkan, jumlah perokok di Indonesia memang meningkat dari tahun ke tahun, baik wanita maupun pria. Pada tahun 2007, sebanyak 65,6 persen pria di Indonesia di atas usia 15 tahun merokok. Kemudian pada 2013 meningkat jadi 66 persen. Sedangkan jumlah perokok wanita pada tahun 2007 sebesar 5,2 persen dan meningkat di tahun 2013 menjadi 6,7 persen.
Menurut Nunik, banyak tantangan untuk menekan angka masyarakat yang merokok. "Tantangannya, merokok itu masih dianggap wajar. Dukungan kebijakan di luar sektor kesehatan juga masih lemah, dan intervensi industri rokok pun memengaruhi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.