Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2015, 12:00 WIB
Kontributor Health, Diana Yunita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada fase awal, pasien dengan ALS dapat melakukan fisioterapi secara aktif. Mereka tetap bisa menjalani aktivitasnya sehari-hari dengan penyesuaian. Namun saat fase lanjut, terapi tetap dilakukan dengan pasif dan beberapa hal lain perlu dilakukan. 

Amyotrophic literal sclerosis (ALS) merupakan bagian dari kelompok penyakit sel-sel saraf motor yang bersifat degeneratif dengan perjalanan penyakit yang cukup cepat. Ketika masih ada di fase awal, pasien ALS masih independen. "Hanya ada sedikit gangguan. Paling sering, kaki tidak bisa diangkat. Saat berjalan menendang-nendang," ujar dr. Jovita M. Melania, Sp.KFR. 

Program yang dibuat di fase awal, masih memasukkan aktivitas yang biasa. Namun, aktivitasnya disederhanakan supaya tetap dapat dilakukan dan tidak melelahkan. Penyederhanaan aktivitas disertai dengan penyesuaian lingkungan, juga bertujuan agar tidak banyak energi yang terkuras. 

Konservasi energi, istilah yang disebutkan oleh spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi dari RS Mayapada ini, sebagai contoh seperti bekerja sambil duduk dengan suhu di lingkungan sekitar tidak dingin maupun panas. "Fokus pada aktivitas yang bisa dilakukan. Dan jangan ragu untuk meminta bantuan orang lain," imbuh dr. Jovita.

Untuk penyesuaian lingkungan dapat dibuat dengan meletakkan barang yang selalu dibutuhkan di tempat yang mudah dijangkau. Selain itu, tidur siang 2x30 menit dan malam hari tidur 6-8 jam. Istirahat dibutuhkan guna mengurangi membantu mengurangi rasa nyeri dan membantu perbaikan jaringan tubuh. 

Latihan, ditambahkan dr. Jovita, juga perlu. Latihan antara lain berguna untuk mencegah kejadian jatuh, membuat kesiembangan lebih bagus, mencegah kekakuan serta nyeri sendi, maupun meningkatkan kekuatan otot.

"Bila otot belum terkena, latihan aktif dengan tenaga pasien sendiri dapat dilakukan. Hidroterapi juga baik untuk pasien ALS, apalagi bila suhu airnya hangat akan mengurangi spastisitas. Akan tetapi, bila pasien sudah sulit bergerak, bisa memakai bantuan orang lain. Begitu pula kalau pernapasan terganggu, maka aktivitas pasif yang dilakukan," urai dr. Jovita. 

Yang perlu diperhatikan saat latihan, pasien hendaknya tidak terlalu lelah. Latihan tergolong berlebihan bila terasa pegal 24-48 jam setelah latihan, rasa sesak yang lama tak kunjung hilang, kram, serta kedutan yang bertambah pada otot. "Karenanya, saran dr. Jovita, berhenti latihan sebelum capek."

Alat bantu seperti tongkat dengan roda, kursi roda, maupun penyangga leher dapat digunakan pada pasien ALS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com