KOMPAS.com - Serat adalah kebutuhan penting bagi pencernaan anak. Bukan hanya untuk menjaga kesehatan saluran cerna, tapi juga imunitas yang lebih baik, sehingga tumbuh kembang anak optimal. Bahkan, tercukupinya kebutuhan serat bisa menurunkan risiko terkena berbagai penyakit, seperti peradangan, alergi, diare, jantung, kanker, dan darah tinggi pada usia dewasa nantinya.
Sayangnya, menurut hasil studi pada tahun 2013 oleh D. Gajewska, et al dari Departemen Dietetics, Warsaw University of Life Sciences, Polandia terhadap 366 anak dan remaja berusia 9-14 tahun, menunjukkan bahwa sayuran adalah salah satu makanan yang paling tidak populer.
Menurut Prof. Dr. Agus Firmansyah SpA(K), konsumsi serat pada anak bisa dimulai sejak anak berusia enam bulan. Karena di usia ini, anak sudah mulai membutuhkan makanan pendamping ASI. Anak yang sudah terbiasa mengonsumsi sayur dan buah sejak usia enam bulan akan berpengaruh pada perilaku konsumsi sayut dan buah hingga usia dewasa.
“Setelah masa pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, mulailah memperkenalkan MPASI buah dan sayur secara bertahap dan teratur. Pisang, pepaya, bayam dan wortel biasanya pilihan umum yang sering diberikan di Indonesia. Selain mengandung serat, buah-buahan dan sayur-sayuran seperti pisang dan wortel juga mengandung prebiotik, vitamin dan mineral yang mendukung tumbuh kembang anak,” ujarnya saat ditemui media dalam acara Pembentukan Pola Makan Sehat Sejak Dini di Jakarta (15/6-2015).
Prof Agus menambahkan, seribu hari pertama kehidupan anak adalah window of opportunity, di masa inilah saat yang tepat untuk pembentukan perilaku atau pola makan sehat untuk jangka panjang, sehingga nantinya anak akan memiliki kualitas kesehatan yang baik dan jauh dari berbagai penyakit di masa datang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.