Apa itu lemak trans?
Lemak trans adalah produk dari minyak terhidrogenasi parsial yang dibentuk melalui proses hidrogenasi. Dalam beberapa kondisi, adanya hidrogen dalam minyak akan membuat minyak lebih kental, jenuh, bahkan padat. Kondisi ini akan membuat memberi tekstur dan rasa tertentu dalam makanan, bahkan meningkatkan umur pakai makanan yang diproses.
Mengapa berbahaya?
Lemak trans terkait erat dengan penyakit jantung. Lemak jenis ini akan meningkatkan kadar kolesterol jahat dan mengurangi kolesterol baik. Lemak trans juga akan menyebabkan timbunan plak di pembuluh darah sehingga beresiko serangan jantung. Studi terbaru juga menyimpulkan, konsumsi lemak trans terlalu sering bisa menyebabkan gangguan daya ingat.
Jenis makanan yang mengandung lemak trans
Makanan yang diproses seperti yang dipanggang dan dibekukan biasanya mengandung lemak trans. Menurut FDA, makanan berikut ini mengandung lemak trans:
- Cakes, biskuit kraker, cookies, dan makanan yang dipanggang lainnya.
- Microwave popcorn.
- Krimer kopi
- Adonan yang dibekukan seperti biskuit.
- Hiasan kue yang dibekukan siap pakai.
Berapa banyak konsumsi lemak trans kita?
Menurut laporan FDA antara tahun 2003-2012 konsumsi lemak trans telah turun sekitar 78 persen. Namun, sekitar 37 persen makanan di toko mengandung lemak trans.
Produsen makanan saat ini masih diperbolehkan menyebutkan produk mereka "zero trans fat" jika kandungan lemak transnya kurang dari 0.5 gram persajian. Tapi para ahli mengatakan lemak trans tetap berbahaya berapa pun kandungannya.
Apakah lemak trans akan dilarang sepenuhnya?
Tidak sepenuhnya. Lemak trans secara alami juga ditemukan pada daging dan produk susu dan dalam jumlah sedikit di minyak. Sejak tahun 2006 FDA mewajibkan lemak trans ditulis dalam label nutrisi di kemasan.
Apakah rasa makanan akan berubah?
Sebenarnya tidak terlalu kentara. Ada banyak alternatif yang bisa dipakai untuk menggantikan lemak trans. Produsen makanan sebenarnya sudah lama tahu FDA akan melarang lemak trans sehingga banyak juga perusahaan yang mulai mengurangi penggunaan lemak di produknya.