Kelumpuhan pada wajah juga bisa dialami oleh pasien Bell's palsy, trauma, cacat lahir, atau penyakit distrofi otot (penyusutan bagian otot).
Kontrol bibir yang terganggu akibat kelumpuhan wajah ini bisa menyebabkan pasien mengalami kesulitan menelan makanan dan minuman, sulit mengucapkan kata tertentu yang butuh bibir mengatup (seperti hurup "b" dan "p"), serta sulit menelan air liur.
Orang yang mengalami kelumpuhan wajah juga biasanya akan tak percaya diri dengan penampilannya.
Dalam penelitian yang dilakukan Dr.Kofi Boeahene, ahli bedah plastik rekonstruksi dan wajah, ia mencoba menyuntikkan bagian bibir yang lumpuh dengan asam hyaluronic. Zat tersebut biasanya dipakai dalam dunia kecantikan untuk mengurangi kerutan dan garis di wajah, membuat bibir tampak lebih penuh, serta mengurangi nyeri pada pasien radang sendi.
Boeahene melibatkan 22 pasien yang menderita kelumpuhan wajah di satu bagian mulut dan 3 pasien yang menderita distrofi otot yang tak bisa mengontrol kedua bagian mulut.
Perbaikan paling signifikan dialami oleh pasien distrofi otot, kekuatan bibir mereka meningkat sekitar 6-7 kali. Sementara itu pada pasien yang mengalami lumpuh pada satu bagian mulut, kekuatan bibir meningkat 1,4 kali dan 0,4 kali pada bagian tubuh yang tidak lumpuh.
Seluruh pasien menunjukkan peningkatan kemampuan berbicara dan makan serta minum tanpa tersembur. Sekarang ini juga sedang disiapkan penelitian pada 100 pasien.
Jika pasien yang melakukan uji coba ini mengalami perbaikan tanpa efek samping, mungkin akan dilakukan terapi jangka panjang, yakni mengambil lemak dari bagian tubuh lain lalu disuntikkan di sekitar mulut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.