Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/07/2015, 07:10 WIB
Dian Maharani

Penulis

Sumber Dailymail


KOMPAS.com
- Merokok terbukti bisa menganggu kesehatan kulit. Selain membuat kulit lebih cepat keriput, merokok juga bisa memperburuk jaringan parut bekas jerawat pada wajah.

Hal ini dibuktikan dengan studi yang mengamati  992 orang berjerawat parah yang ditangani di bidang dermatologi suatu rumah sakit selama 8 tahun. Peneliti mengamati 91 persen pasien yang memiliki jaringan parut di wajah.

Penelitian menunjukkan, sebanyak 53,7 persen perokok memiliki jaringan parut yang lebih parah dibandingkan dengan yang tidak merokok. Meski beberapa perokok tidak memiliki bekas jerawat, kerusakan kulit mereka juga terlihat lebih buruk. Penelitian ini dipresentasikan dalam acara konferensi tahunan British Association of Dermatologists, di Manchester.

Mulanya, jerawat meninggalkan bekas di wajah, kemudian bisa membuat kulit berlubang hingga permukaan kulit tidak merata. Terbentuknya jaringan parut juga bisa terjadi karena kebiasaan memencet jerawat.

Dokter Raman Bhutani, anggota tim peneliti dari Harrogate District Foundation Trust mengatakan, penelitian ini membuktikan bahwa merokok bisa memperburuk jaringan parut pada orang yang rentan berjerawat. Namun, perlu penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan bagaimana cara kerja rokok memperburuk jaringan parut.

Nina Goad dari British Association of Dermatologists mengungkapkan, jerawat merupakan masalah yang dialami sebagian besar orang di dunia dengan 80 persen di antaranya adalah remaja. Ia berharap penelitian ini bisa mendorong para remaja menjauhi rokok.

"Kita sudah tahu merokok buruk bagi kesehatan kita. Mungkin temuan terbaru ini bisa menambah dorongan orang-orang untuk berhenti merokok,” ujar Nina.

Jerawat bisa terjadi ketika produksi minyak di wajah berlebihan dan juga rangsangan hormon tertentu. Produksi minyak yang berlebih bisa membuat bakteri penyebab jerawat berkembang, merang, dan muncul bintik-bintik di wajah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com