Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi Saat Berhenti Berhubungan Seksual

Kompas.com - 02/08/2015, 19:02 WIB


KOMPAS.com
 — Berhenti berhubungan seksual dengan beragam alasan, mulai dari pekerjaan, perceraian, atau jalan-jalan, ternyata memiliki beragam dampak bagi kesehatan, baik positif maupun negatif. Tidak percaya? Berikut ini beberapa hal yang akan terjadi ketika seseorang berhenti berhubungan seksual.

1. Merasa lebih cemas

Peneliti Skotlandia menemukan, orang yang berhenti berhubungan seks harus berjuang keras mengatasi situasi stres, seperti berbicara di depan umum, dibandingkan dengan mereka yang melakukan hubungan setidaknya sekali selama dua minggu. Saat berhubungan seks, otak merilis bahan kimia yang mendorong perasaan bahagia dan nyaman, seperti endorfin dan oksitosin.

2. Ancaman kanker prostat pada pria

Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada American Urological Association menunjukkan, pria yang dapat berhubungan seks mengalami penurunan 20 persen dalam risiko untuk kanker prostat. Satu alasan? Ejakulasi dapat menghapus zat berbahaya dari prostat.

3. Lebih rentan terhadap pilek dan flu

Para peneliti di Wilkes-Barre University di Pennsylvania, Amerika Serikat, menemukan orang yang melakukan hubungan seks sekali atau dua kali dalam seminggu menikmati dorongan 30 persen di immunoglobulin A (IgA) dibandingkan dengan mereka yang berhubungan jarang atau tidak pernah berhubungan seks. IgA merupakan salah satu garis pertama pertahanan tubuh terhadap virus.

4. Penurunan risiko infeksi saluran kemih

Hampir 80 persen dari infeksi saluran kemih terjadi dalam waktu 24 jam dari hubungan seksual. Saat berhubungan seks, bakteri dalam vagina dapat terdorong ke dalam uretra. Hal itu menyebabkan infeksi. Jadi, saat seseorang jarang atau berhenti berhubungan seks, risiko untuk terkenan infeksi saluran kemih menurun.

5. Perasaan tidak aman terhadap hubungan dapat muncul

"Tidak berhubungan seks dalam pernikahan dapat menyerang harga, menimbulkan rasa bersalah, dan menurunkan kadar oksitosin serta hormon ikatan lainnya," kata Les Parrott, PhD, seorang psikolog dan penulis buku Saving Your Marriage Before It Starts. "Hal ini juga dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa salah satu dari pasangan akan curiga pasangannya telah menyalurkan kebutuhan seksualnya kepada orang lain."

6. Naiknya risiko disfungsi ereksi

Gunakan atau kita akan kehilangan. Pria yang jarang atau berhenti berhubungan seks dua kali lebih mungkin untuk mengalami disfungsi ereksi dibanding pria yang melakukannya sekali seminggu atau lebih. Hal ini merujuk sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Medicine.

7. Munculnya perasaan tertekan di pihak wanita

Sebuah studi dalam jurnal Archives of Sexual Behavior menunjukkan, wanita merasa lebih tertekan ketika mereka berhenti berhubungan seks. Namun, bukan karena seks semata yang menimbulkan kondisi ini.

Tim peneliti menemukan bahwa wanita yang pasangannya mengenakan kondom memiliki perasaan sedih. Hal ini terkait beberapa senyawa yang ditemukan dalam air mani (termasuk melatonin, serotonin, dan oksitosin) yang mungkin memiliki manfaat meningkatkan suasana hati bagi wanita berhubungan seks tanpa kondom.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau