Walau demikian, menjadi workaholic alias gila kerja kerap mengorbankan banyak hal, salah satunya kesehatan. Dalam sebuah data mengenai 600.000 orang, diketahui bahwa mereka yang bekerja lebih dari 55 jam setiap minggu memiliki risiko stroke 33 persen lebih tinggi.
Mengapa orang yang gila kerja rentan stroke? Salah satu penyebab utamanya mungkin karena stres. "Jika kita terus mengalami stres, tubuh mulai mengakomodasi stres kronis itu, dan efeknya pasti negatif," kata Charles Raison, profesor psikiatri.
Tekanan mental dan kecemasan bukan hanya berdampak pada psikis, melainkan juga fisik. Orang yang stres biasanya mengalami tekanan darah tinggi sehingga berpotensi terkena serangan jantung dan stroke.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa efek buruk stres di tempat kerja setara dengan menjadi perokok pasif. Stres di tempat kerja ini termasuk konflik pekerjaan dan keluarga, merasa posisi tidak aman, serta merasa kurang diperlakukan secara adil di kantor.
Jadi, apa yang harus dilakukan untuk mencegah risiko penyakit jika kita tak bisa mengurangi jam kerja? "Sederhana saja, ambilah waktu cuti untuk berlibur," kata Raison.
Liburan singkat pun sebenarnya sudah berefek positif untuk meningkatkan kesehatan dan rasa bahagia karena kita merasa rileks dan memiliki hidup yang seimbang.
"Luangkan waktu untuk membuat komunikasi yang lebih dalam dengan orang terkasih, serta lakukan kegiatan yang menyenangkan," sarannya.
Kita juga bisa melakukan kegiatan relaksasi di rumah sepulang kerja. Sebisa mungkin, beri waktu beberapa jam di rumah tanpa ponsel dan e-mail. Intinya, jangan takut untuk sesekali bersantai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.