Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2015, 09:19 WIB
KOMPAS.com - Menjaga pola makan sehat dan melakukan aktivitas fisik ternyata lebih ampuh untuk mencegah penyakit diabetes dibandingkan obat Metformin. Demikian menurut hasil penelitian yang membandingkan kedua hal itu selama 15 tahun.

Metformin merupakan obat untuk mengontrol kadar gula darah dan bisa dipakai sendiri atau kombinasi dengan insulin. Dalam penelitian tersebut konsumsi metformin juga mengurangi risiko diabetes tapi tidak sebesar pengaruhnya seperti gaya hidup sehat.

“Perubahan gaya hidup sangat berpengaruh untuk mencegah atau menunda perkembangan penyakit diabetes," kata profesor David M Nathan dalam Diabetes Prevention Program di Washington University, AS yang melakukan studi ini.

Namun demikian, perubahan gaya hidup akan berdampak sangat besar pada kelompok tertentu, terutama orang yang berusia lebih dari 60 tahun. "Obat Metformin akan lebih efektif jika digunakan oleh mereka dibawah 60 dan yang mengidap obesitas," kata Nathan.

Para ahli melakukan uji coba dan perbandingan terhadap partisipan yang mengikuti penelitian pencegah diabetes dalam rentang tahun 1996 sampai 2001.

Semua partisipan merupakan pengidap obesitas dan dan memiliki kadar gula yang tinggi. Sebagian di antara mereka diminta untuk melakukan pola hidup sehat dan sisanya mengonsumsi obat Metformin 2 kali sehari sebanyak 850 miligram. Sebagian diberikan plasebo.

Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan yang mengikuti pola hidup sehat (mengonsumsi rendah lemak, rendah kalori dan rutin berolahraga selama 15 menit) risikonya 58 persen lebih rendah untuk terkena diabetes dibandingkan kelompok plasebo.

Sementara itu, mereka yang diberikan metformin risikonya 31 persen lebih rendah untuk mengalami perburukan diabetes dibandingkan dengan kelompok yang mendapat plasebo.

Jika dibandingkan dengan plasebo,insiden diabetes turun hingga 27 persen dikarenakan pengaruh pola hidup dan 18 persen karena menggunakan metformin.

Para peneliti juga menguji apakah ada perubahan pada pembuluh darah kecil di ginjal dan kerusakan retina dan saraf sebagai komplikasi diabetes. Ternyata komplikasi mikrovaskular ini tidak berbeda antara dua kelompok. Tetapi pada kelompok perubahan gaya hidup lebih sedikit yang terkena kerusakan ginjal.

Nathan mengungkapkan gangguan mikrovaskular seringkali tanpa adanya gejala. “Biasanya membutuhkan sekitar 10 – 20 tahun sebelum menjadi penyakit yang serius.” tambahnya.

Walau begitu, para ahli mengingatkan bahwa metformin tetap bermanfaat untuk orang yang tidak bisa mengikuti aturan diet sehat dan olahraga rutin, orang yang obesitas, menderita penyakit polisistik, atau tidak bisa olahraga fisik karena keterbatasan fisik. Metformin juga merupakan obat yang murah dan bisa dipakai di berbagai populasi. (Muthia Zulfa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau