KOMPAS.com - Jumlah remaja usia 14 tahun di Inggris yang melakukan dermal filler atau pengisian suatu zat ke lapisan kulit mengalami peningkatan. Kebanyakan dari mereka, melakukan dermal filler pada bibir agar bibir terlihat lebih tebal atau penuh.
Masalahnya, salah satu metode suntik bibir itu bisa diberikan oleh orang-orang yang tidak mengikuti pelatihan secara medis. Sebab, suntik bibir dilakukan tanpa operasi pembedahan. National Health Service (NHS) di Inggris mengingatkan, suntik bibir bisa meningkatkan risiko anafilaksis, yaitu reaksi alergi berlebihan yang bisa menyebabkan kematian.
Efek samping dari suntik bibir antara lain bengkak, gatal, muncul ruam, dan memar. Komplikasi serius lainnya adalah terjadi benjolan di sisi lain karena pengisian dermal meleset. Lebih berbahayanya lagi, bisa menyebabkan pembuluh darah tesumbat.
Pengisian pada bibir agar terlihat tebal bisa untuk sementara waktu maupun permanen. Suntik bibir sementara dilakukan pengisian dengan zat asam. Namun, untuk pengisian permanen bisa lebih berisiko, karena terbuat dari bahan sintesis mirip dengan implan payudara.
Meski tidak ada aturan resmi untuk usia minimum bagi seseorang untuk melakukan operasi kecantikan, sebagian besar profesional medis menilai tidak etis jika dilakukan pada usia di bawah 18 tahun.
Pendiri The Cosmedic Coach, Antonia Mariconda, mengaku sering kali melihat remaja yang justru mengalami infeksi setelah menjalani perubahan bentuk wajah. Apalagi jika dilakukan di sembarang tempat. Menurut para ahli, perlu ada regulasi mengenai prosedur operasi kecantikan ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.