Thornley mengira bersin akibat virus maupun alergi. Namun, setelah mengunjungi enam dokter tak ada alergi maupun infeksi virus. Dokter mengira bersin tersebut terkait reaksi stres.
Thornley merasa ada menggelitik di hidungnya sebelum bersin. Namun, setelah bersin terasa lega seperti bersin pada umumnya. Bersin tanpa henti ini tentunya bukan bersin biasa. Jika kebanyakan orang bersin karena terkena debu, Thornley tidak demikian.
"Saya selalu sakit perut, kaki terasa lemah, dan tidak bisa makan," kata Thornley.
Ahli saraf dari Rumah Sakit di Texas, dokter Mered Parnes mengungkapkan, kondisi itu merupakan gangguan tics, yaitu gangguan saraf dengan gerakan berulang. Gangguan tics bisa dimulai dari kepala dan leher, seperti mata berkedip.
Menurut Parnes, mengatasi tics bisa dengan obat-obatan. Thornley pun berharap penyakitnya bisa segera sembuh. Bersin terus-menerus telah mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk lebih rileks, ia mendengarkan lagu-lagu The Beatles.
"Terkadang saya berharap bisa meninggalkan tubuh saya sementara waktu. Jadi saya bisa menonton dan tidur. Sebab, bahkan dalam mimpi saya pun bersin," kata Thornley.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.